
Ingin Link Grup Whatsapp Anda Disini, Klik Contact Ya
Ingin Nambah Subscribe, Klik Contact Ya
Ingin Nambah Follower IG, Klik Contact Ya
Pengertian Penyimpangan Sosial
Penyimpangan adalah segala bentuk perilaku yang tidak menyesuaikan diri dengan kehendak masyarakat. Dengan kata lain, penyimpangan adalah tindakan atau perilaku yang tidak sesuai dengan norma nilai yang dianut dalam lingkungan baik lingkungan keluarga maupun masyarakat.
Ada Beberapa definisi penyimpanagan sosial dari para ahli yaitu sebagai berikut:
a. James W Van de Zander, penyimpangan sosial sebagai pelaku yang oleh sejumlah besar orang dianggap tercela dan di luar batas toleransi.
b. Bruce J. Cohen, penyimpangan sosial sebagai perbuatan yang mengabaikan norma dan terjadi jika seseorang atau kelompok tidak mematuhi patokan baku dalam masyarakat.
c. Robert M.Z. Lawang, penyimpangan sosial sebagai semua tindakan yang menyimpang dari norma-norma yang berlaku dalam suatu sistem sosial dan menimbulkan usaha dari pihak yang berwenang dalam sistem itu untuk memperbaiki perilaku yang menyimpang.
Penyebab Perilaku Menyimpang
Adapun faktor-faktor penyebab timbulnya perilaku yang menyimpang adalah sebagai berikut:
a. Perbedaan status (kesenjangan) sosial antara si kaya dan si miskin yang sangat menjolok.
b. Banyaknya pemuda putus sekolah (drop out) dan pengangguran.
c. Kebutuhan ekonomi untuk serba berkecukupan, tanpa harus bersusah payah bekerja.
d. Keluarga yang berantakan (broken home).
e. Pengaruh media massa.
f. Salah pergaulan.
Teori Penyimpangan Sosial
Penyimpangan sosial yang terjadi disebabkan oleh banyak faktor. Oleh karena itu, muncullah beberapa teori tentang penyimpangan antara lain sebagai berikut:
a. Teori Anatomi
Teori ini berpandangan bahwa munculnya perilaku menyimpang adalah konsekuensi dari perkembangan norma masyarakat yang makin lama makin kompleks sehingga tidak ada pedoman jelas yang dapat dipelajari dan dipatuhi warga masyarakat sebagai dasar dalam memilih dan bertindak dengan benar.
b. Teori Pengendalian
Teori ini muncul bahwa perilaku menyimpang pada dasarnya dipengaruhi oleh dua faktor:
a). Pengendalian dari dalam yang berupa norma-norma yang dihadapi.
b). Pengendalian yang berasal dari luar, yaitu imbalan sosial terhadap konformitas
dan sanksi atau hukuman bagi masyarakat yang melanggar norma tersebut.
c. Teori Reaksi Sosial
Teori ini umumnya berpendapat bahwa pemberian cap atau stigma seringkali mengubah perilaku masyarakat terhadap seseorang yang menyimpang , sehingga bila seseorang melakukan penyimpangan primer maka lambat laun akan melakukan penyimpangan skunder.
d. Teori Sosialisasi
Menurut para ahli sosiologi, munculnya perilaku menyimpang pada teori ini, didasarkan dengan adanya ketidakmampuan masyarakat untuk menghayati norma dan nilai yang dominan.
Lingkungan komunitas yang rawan dan kondusif bagi tumbuhnya perilaku menyimpang adalah sebagai berikut:
a). Jumlah penduduk yang berdesak-desakan dan padat.
b). Penghuni berstatus ekonomi rendah.
c). Kondisi perkampungan yang sangat buruk.
d). Banyak terjadi disorganisasi familiar dan sosial yang bertingkat tinggi.
Proses Pembentukan Perilaku Menyimpang
Pembentukan perilaku menyimpang dapat terjadi karena proses sosialisasi yang tidak sempurna dan nilai-nilai sub kebudayaan menyimpang.
1. Proses sosialisasi yang tidak sempurna.
Dalam proses sosialisasi yang sangat berperan adalah agents of sosialization atau pihak-pihak yang melaksanakan sosialisasi.
Adapun agen-agen sosialisasi terdiri atas:
b. keluarga
c. sekolah
d. kelompok pergaulan, dan
e. media masa
Proses sosialisasi seolah-olah tidak sempurna karena tidak sepadan antara agen sosialisasi satu dengan yang lain. Proses sosialisasi yang tidak sempurna antara lain disebabkan oleh:
a. Terjadinya disorganisasi keluarga yaitu perpecahan dalam keluarga sebagai satu unit, karena anggota keluarga gagal dalam memenuhi kewajibannya yang sesuai dengan perannya.
b. Peperangan mengakibatkan disorganisasi dalam berbagai aspek kemasyarakatan. Dalam keadaan kacau, nilai dan norma tidak berfungsi sehingga banyak sekali penyimpangan.
2. Perilaku menyimpang sebagai hasil proses sosialisasi nilai-nilai sub kebudayaan menyimpang.
Dalam proses sosialisasi, seseorang mungkin dipengaruhi oleh nilai-nilai subkebudayaan yang menyimpang, sehingga terbentuklah perilaku menyimpang.
Perilaku menyimpang dapat disebabkan oleh anomi. Secara sederhana anomi diartikan sebagai sesuatu keadaan di masyarakat tanpa norma.
Anomi terjadi karena adanya ketidakharmonisan antara tujuan budaya dengan cara-cara untuk mencapai tujuan budaya tersebut. Menurut Merton, ada lima tipologi tingkah laku individu untuk menghadapi hal tersebut yaitu;
a. Komformitas
Komformitas merupakan suatu sikap menerima tujuan yang sesuai dengan nilai-nilai budaya dan cara-cara untuk mencapai tujuan tersebut.
b. Inovasi
Inovasi merupakan suatu sikap menerima tujuan yang sesuai dengan nilai budaya, tetapi menolak cara-cara yang melembaga untuk mencapai tujuan.
c. Retualisme
Retulisme merupakan sikap menerima cara-cara yang melembaga, tetapi menolak tujuan-tujuan kebudayaannya.
d. Pengasingan
Pengasingan diri merupakan sikap yang menolak tujuan maupun cara-cara untuk mencapai tujuan yang sesuai dengan nilai-nilai budaya.
e. Pemberontakan
Pemberontakan merupakan sikap yang menolak tujuan maupun cara-cara yang melembaga dan berupaya menggantikannya dengan tujuan dan cara baru atau lain.
Bentuk-Bentuk Penyimpangan Sosial
1. Penyimpangan Primer
Ciri-ciri penyimpangan primer yaitu;
a. Hanya bersifat sementara
b. Gaya hidup tidak didominasi oleh perilaku menyimpang, dan
c. Masih dapat diterima secara sosial
2. Penyimpangan Skunder
Ciri-ciri penyimpangan skunder yaitu;
a. Masyarakat tidak bisa menerima individu semacam itu
b. Masyarakatt umum telah mengetahuinya, dan
c. Gaya hidupnya didominasi oleh perilaku menyimpang.
3. Penyimpangan Individu
Ciri-ciri penyimpangan individu yaitu;
a. Bertindak sendirian
b. Tidak merencanakan penyimpangan dengan siapapun
4. Penyimpangan Kelompok
Penyimpangan kelompok adalah kegiatan yang dilakukan kelompok secara kolektif dengan cara yang bertentangan terhadap norma-norma yang berlaku.
Sifat-Sifat Penyimpangan
Penyimpangan sosial mempunyai dua sifat yaitu;
1. Penyimpangan yang bersifat positif
Penyimpangan ini tidak sesuai dengan aturan-aturan atau norma-norma yang berlaku. Misalnya: melakukan pekerjaan yang seharusnya tidak dikerjakan mereka.
Contoh: anak dibawah umur (usia kerja) melakukan kerja.
2. Penyimpangan yang bersifat negatif
Pada umumnya penyimpangan ini cendrung ke arah nilai-nilai sosial yang dipandang rendah dan buruk sehingga masyarakat mencela dan mengucilkan.
Penyimpangan adalah segala bentuk perilaku yang tidak menyesuaikan diri dengan kehendak masyarakat. Dengan kata lain, penyimpangan adalah tindakan atau perilaku yang tidak sesuai dengan norma nilai yang dianut dalam lingkungan baik lingkungan keluarga maupun masyarakat.
Ada Beberapa definisi penyimpanagan sosial dari para ahli yaitu sebagai berikut:
a. James W Van de Zander, penyimpangan sosial sebagai pelaku yang oleh sejumlah besar orang dianggap tercela dan di luar batas toleransi.
b. Bruce J. Cohen, penyimpangan sosial sebagai perbuatan yang mengabaikan norma dan terjadi jika seseorang atau kelompok tidak mematuhi patokan baku dalam masyarakat.
c. Robert M.Z. Lawang, penyimpangan sosial sebagai semua tindakan yang menyimpang dari norma-norma yang berlaku dalam suatu sistem sosial dan menimbulkan usaha dari pihak yang berwenang dalam sistem itu untuk memperbaiki perilaku yang menyimpang.
Penyebab Perilaku Menyimpang
Adapun faktor-faktor penyebab timbulnya perilaku yang menyimpang adalah sebagai berikut:
a. Perbedaan status (kesenjangan) sosial antara si kaya dan si miskin yang sangat menjolok.
b. Banyaknya pemuda putus sekolah (drop out) dan pengangguran.
c. Kebutuhan ekonomi untuk serba berkecukupan, tanpa harus bersusah payah bekerja.
d. Keluarga yang berantakan (broken home).
e. Pengaruh media massa.
f. Salah pergaulan.
Teori Penyimpangan Sosial
Penyimpangan sosial yang terjadi disebabkan oleh banyak faktor. Oleh karena itu, muncullah beberapa teori tentang penyimpangan antara lain sebagai berikut:
a. Teori Anatomi
Teori ini berpandangan bahwa munculnya perilaku menyimpang adalah konsekuensi dari perkembangan norma masyarakat yang makin lama makin kompleks sehingga tidak ada pedoman jelas yang dapat dipelajari dan dipatuhi warga masyarakat sebagai dasar dalam memilih dan bertindak dengan benar.
b. Teori Pengendalian
Teori ini muncul bahwa perilaku menyimpang pada dasarnya dipengaruhi oleh dua faktor:
a). Pengendalian dari dalam yang berupa norma-norma yang dihadapi.
b). Pengendalian yang berasal dari luar, yaitu imbalan sosial terhadap konformitas
dan sanksi atau hukuman bagi masyarakat yang melanggar norma tersebut.
c. Teori Reaksi Sosial
Teori ini umumnya berpendapat bahwa pemberian cap atau stigma seringkali mengubah perilaku masyarakat terhadap seseorang yang menyimpang , sehingga bila seseorang melakukan penyimpangan primer maka lambat laun akan melakukan penyimpangan skunder.
d. Teori Sosialisasi
Menurut para ahli sosiologi, munculnya perilaku menyimpang pada teori ini, didasarkan dengan adanya ketidakmampuan masyarakat untuk menghayati norma dan nilai yang dominan.
Lingkungan komunitas yang rawan dan kondusif bagi tumbuhnya perilaku menyimpang adalah sebagai berikut:
a). Jumlah penduduk yang berdesak-desakan dan padat.
b). Penghuni berstatus ekonomi rendah.
c). Kondisi perkampungan yang sangat buruk.
d). Banyak terjadi disorganisasi familiar dan sosial yang bertingkat tinggi.
Proses Pembentukan Perilaku Menyimpang
Pembentukan perilaku menyimpang dapat terjadi karena proses sosialisasi yang tidak sempurna dan nilai-nilai sub kebudayaan menyimpang.
1. Proses sosialisasi yang tidak sempurna.
Dalam proses sosialisasi yang sangat berperan adalah agents of sosialization atau pihak-pihak yang melaksanakan sosialisasi.
Adapun agen-agen sosialisasi terdiri atas:
b. keluarga
c. sekolah
d. kelompok pergaulan, dan
e. media masa
Proses sosialisasi seolah-olah tidak sempurna karena tidak sepadan antara agen sosialisasi satu dengan yang lain. Proses sosialisasi yang tidak sempurna antara lain disebabkan oleh:
a. Terjadinya disorganisasi keluarga yaitu perpecahan dalam keluarga sebagai satu unit, karena anggota keluarga gagal dalam memenuhi kewajibannya yang sesuai dengan perannya.
b. Peperangan mengakibatkan disorganisasi dalam berbagai aspek kemasyarakatan. Dalam keadaan kacau, nilai dan norma tidak berfungsi sehingga banyak sekali penyimpangan.
2. Perilaku menyimpang sebagai hasil proses sosialisasi nilai-nilai sub kebudayaan menyimpang.
Dalam proses sosialisasi, seseorang mungkin dipengaruhi oleh nilai-nilai subkebudayaan yang menyimpang, sehingga terbentuklah perilaku menyimpang.
Perilaku menyimpang dapat disebabkan oleh anomi. Secara sederhana anomi diartikan sebagai sesuatu keadaan di masyarakat tanpa norma.
Anomi terjadi karena adanya ketidakharmonisan antara tujuan budaya dengan cara-cara untuk mencapai tujuan budaya tersebut. Menurut Merton, ada lima tipologi tingkah laku individu untuk menghadapi hal tersebut yaitu;
a. Komformitas
Komformitas merupakan suatu sikap menerima tujuan yang sesuai dengan nilai-nilai budaya dan cara-cara untuk mencapai tujuan tersebut.
b. Inovasi
Inovasi merupakan suatu sikap menerima tujuan yang sesuai dengan nilai budaya, tetapi menolak cara-cara yang melembaga untuk mencapai tujuan.
c. Retualisme
Retulisme merupakan sikap menerima cara-cara yang melembaga, tetapi menolak tujuan-tujuan kebudayaannya.
d. Pengasingan
Pengasingan diri merupakan sikap yang menolak tujuan maupun cara-cara untuk mencapai tujuan yang sesuai dengan nilai-nilai budaya.
e. Pemberontakan
Pemberontakan merupakan sikap yang menolak tujuan maupun cara-cara yang melembaga dan berupaya menggantikannya dengan tujuan dan cara baru atau lain.
Bentuk-Bentuk Penyimpangan Sosial
1. Penyimpangan Primer
Ciri-ciri penyimpangan primer yaitu;
a. Hanya bersifat sementara
b. Gaya hidup tidak didominasi oleh perilaku menyimpang, dan
c. Masih dapat diterima secara sosial
2. Penyimpangan Skunder
Ciri-ciri penyimpangan skunder yaitu;
a. Masyarakat tidak bisa menerima individu semacam itu
b. Masyarakatt umum telah mengetahuinya, dan
c. Gaya hidupnya didominasi oleh perilaku menyimpang.
3. Penyimpangan Individu
Ciri-ciri penyimpangan individu yaitu;
a. Bertindak sendirian
b. Tidak merencanakan penyimpangan dengan siapapun
4. Penyimpangan Kelompok
Penyimpangan kelompok adalah kegiatan yang dilakukan kelompok secara kolektif dengan cara yang bertentangan terhadap norma-norma yang berlaku.
Sifat-Sifat Penyimpangan
Penyimpangan sosial mempunyai dua sifat yaitu;
1. Penyimpangan yang bersifat positif
Penyimpangan ini tidak sesuai dengan aturan-aturan atau norma-norma yang berlaku. Misalnya: melakukan pekerjaan yang seharusnya tidak dikerjakan mereka.
Contoh: anak dibawah umur (usia kerja) melakukan kerja.
2. Penyimpangan yang bersifat negatif
Pada umumnya penyimpangan ini cendrung ke arah nilai-nilai sosial yang dipandang rendah dan buruk sehingga masyarakat mencela dan mengucilkan.