
Sebagai pengguna
internet demi kebutuhan sehar-hari, kamu pasti setidaknya pernah mengeluh
mengapa harga paket atau kuota data di Indonesia cenderung mahal bila
dibandingkan dengan negara tetangga, iya kan? Memang
nggak bisa dipungkiri, kalo tarif yang ditetapkan oleh provider di Indonesia
cenderung mahal. Ada beberapa provider yang memberi harga yang terjangkau,
namun banyak yang mengeluh soal kecepatan internet yang lambat dan tidak
stabil.
6 Alasan Kenapa
Harga Paket Data di Indonesia Mahal
Mahalnya tarif
internet ini pasti bikin kamu kesal, apalagi kalau tarif yang mahal tidak
sebanding dengan layanan kamu dapatkan. Lalu, apa sebenarnya yang membuat
internet di Indonesia mahal? Berikut ini penyebabnya.
Biaya
membangun infrastruktur yang tinggi.
Sudah bukan
rahasia lagi kalau Indonesia adalah negara kepulauan yang besar, yang dilewati
oleh jalur pegunungan,yang akibatnya membuat kontur tanah tidak sama alias
naik-turun. Luasnya wilayah dan kontur tanah yang
"tidak rata" ini membuat provider harus menambah beberapa menara
untuk infrastruktur jaringan supaya memiliki coverage yang lebih luas. Nggak selesai di sana, provider juga
harus mengeluarkan biaya untuk ongkos tenaga kerja dan pengeluaran untuk
maintenance yang dibutuhkan dalam pembangunan infrastruktur yang memadai. Perlu
diketahui, provider di Indonesia membutuhkan biaya hingga ratusan bahkan
miliaran rupiah dalam sekali ekspansi layanan internet ke pelosok negeri.
Adanya
biaya operasional rutin yang harus dikeluarkan.
Sama halnya
dengan bisnis lainnya, penyedia jasa internet juga harus mengeluarkan biaya
operasional rutin yang wajib hukumnya, untuk menjaga layanan internet tetap
berjalan dengan baik dan memuaskan penggunanya. Biaya
tersebut mulai dari gaji para karyawannya, perbaikan dan perawatan
(maintenance) infrastruktur, dan biaya lain yang diperlukan untuk memastikan
layanan berjalan dengan stabil dan cepat. Semakin besar perusahaan jasa
internet, maka semakin besar pula biaya operasional yang harus dikeluarkan. Belum lagi ditambah resiko bencana alam
yang tinggi di Indonesia, provider harus memperhitungkan resiko apabila terjadi
bencana alam, dan "harus" memperbaiki infrastruktur apabila terjadi
kerusakan akibat bencana alam.
Biaya
sambungan internasional yang mahal.
Rata-rata situs
besar yang diakses saat ini berasal dari luar negeri, sebut saja Facebook,
Google, Twittter dan masih banyak yang lainnya. Hal ini membuat jaringan
internet di Indonesia harus tersambung dengan server luar negeri. Biaya sambungan internasional ini
tidaklah murah, mereka bahkan kabarnya harus membayar ratusan juta hingga
milyaran rupiah agar penggunanya bisa mengakses situs yang servernya berada di
luar negeri.
Biaya
penggunaan frekuensi yang sangat mahal.
Setiap operator
yang menggunakan spektrum frekuensi radio wajib membayar biaya penggunaan yang
metodenya harus dibayar di muka setiap tahunnya dan disetor ke kas negara
sebagai Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP).
Biaya ini tentu
saja tidak murah, dan bahkan bisa dibilang cukup mahal untuk layanan internet
GSM 3G atau CDMA EVDO, apalagi kini sudah banyak yang beralih ke jaringan 4G
dan ke depannya akan menyambut 5G. Contohnya,
Telkomsel setiap tahunnya harus mengeluarkan biaya ratusan milyar kepada
pemerintah untuk membayar biaya hak penggunaan frekuensi radio kepada
pemerintah!
Menurunnya
jumlah pengguna Telepon dan SMS.
Di zaman seperti
saat ini, orang-orang dan bahkan kamu sendiri sudah sangat jarang menggunakan
telepon dan SMS untuk berkomunikasi, dan beralih menggunakan aplikasi chatting
seperti WhatsApp, Line, BBM, dan masih banyak yang lainnya. Mudahnya untuk mengirim pesan, telepon
bahkan video call dengan aplikasi membuat pengguna HP lebih suka menggunakan
aplikasi untuk berkomunikasi. Hanya
dengan bermodalkan kuota data, kini kamu nggak perlu repot dan bingung untuk
sekedar mengirimkan pesan, telepon hingga bertatap muka melalui video call. Hal
ini membuat pendapatan provider dari SMS dan telepon menurun, dan mereka
terpaksa untuk menaikkan harga paket data untuk mendapatkan keuntungan.
Biaya
penelitian dan pengembangan yang mahal.
Untuk
mengembangkan dan mengimplementasi teknologi dari luar untuk masuk ke
Indonesia, para provider tidak sembarangan dan mereka juga memerlukan
penelitian dan uji coba sehingga hasilnya sesuai dengan yang diharapkan. Tentu saja biaya yang dikeluarkan
tidaklah sedikit, bahkan memerlukan uang hingga ratusan dan bahkan milyaran
rupiah untuk sekedar mengimplementasi teknologi jaringan dari luar sehingga
bisa dijalankan di Indonesia. Resikonya
juga banyak, bisa saja hal yang diteliti dan menghabiskan banyak dana, gagal
dan tidak cocok untuk digunakan di Indonesia yang membuat kerugian.
Itulah tadi 5
alasan kenapa harga paket data di Indonesia mahal. Jadi, sekarang kamu sudah
tahu mengapa harganya cenderung lebih mahal bila dibandingkan dengan negara
tetangga, meskipun kualitasnya kadang tidak dapat diharapkan, iya kan?