Orang Eropa
Zaman Dulu Banyak yang Memakai Wig, Begini Awal Mulanya!
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjDtLqMx0aepIEY0jjwNvuIhufjVleHANhoCrqNjFDp7qCzmse-o62ZuI_xRBijLLjmCjezwxE673fbU3BE0lmlPXPPFA9E237qMRUWt-HoxxEDQ_lRYVwmGOzoK1gjyCypxPpywiQV4gU/s320/Lukisan-bangsawan-Eropa-pakai-wig-Madame-Isis-Toilette-575x600.jpg)
Jika anda perhatikan, orang Eropa zaman dulu, terutama yang berasal dari kalangan
terpandang banyak yang menggunakan 'Wig' atau rambut palsu berbentuk panjang
bergelombang. Hal tersebut memang merupakan sebuah trend yang banyak di
gandrungi masyarakat Eropa pada abad ke-17 sampai awal abad ke-19, jauh sebelum
itu, Wig sudah banyak digunakan oleh masyarakat Romawi kuno, namun pada saat
kekaisaran besar ini mulai runtuh, beberapa kebudayaannya pun ikut menghilang,
termasuk Wig.
Ingin Link Grup Whatsapp Anda Disini, Klik Contact Ya
Ingin Nambah Subscribe, Klik Contact Ya
Ingin Nambah Follower IG, Klik Contact Ya
Kemudian
pada tahun 1624, Raja Louis XIII kembali mempopulerkan pemakaian Wig, awalnya
sang raja memakai rambut palsu ini untuk memperbaiki penampilannya, ia lahir
secara prematur dan juga mengalami kebotakan sejak masih bayi. Selain Wig, ia
juga menggunakan sepatu hak tinggi agar terlihat lebih tinggi karena tubuh
aslinya yang pendek.
Setelah
itu, tren penggunaan Wig mulai menjamur di kalangan para bangsawan dan
orang-orang terpandang di Eropa, beberapa diantaranya adalah Montesqueiu,
Blaise Pascal, King Ferdinand VI, George I, Isaac Newton, bahkan penerus Raja
Louis XIII yaitu Louis XIV juga mengikuti tren ini. Selain sebagai tren, Wig
juga bisa menunjukan kedudukan seseorang, semakin tinggi dan besar Wig yang ia pakai,
berarti statusnya pun lebih tinggi daripada yang lain.
Sebelum
pemakaian Wig benar-benar ditinggalkan, pada pertengahan abad ke-17 orang-orang
Eropa sempat ketakutan untuk menggunakan Wig, ada rumor yang beredar bahwa
tukang cukur yang membuat rambut palsu ini mencukur rambutnya sendiri sebagai
bahan pembuatan Wig, tapi ternyata rambut tukang cukur tersebut malah
menularkan semacam wabah kepada pemakainya, akhirnya orang-orang sempat trauma
untuk menggunakan Wig.
Barulah
pada abad ke-19 penggunaan Wig mulai ditinggalkan, ada beberapa alasan selain
karena rumor tentang wabah menular tersebut, salah satunya adalah rasa tidak
nyaman saat memakainya. Di Amerika dan Prancis sendiri pemakaian Wig mulai
ditinggalkan setelah terjadi revolusi Prancis. Walaupun begitu, pemakaian Wig
tidak sepenuhnya dilupakan, di Inggris, para hakim dan jaksa pengadilan
diwajibkan untuk menggunakan Wig ala abad ke-17 sebagai bentuk pelestarian
budaya.