Peristiwa Hijrah Rasulullah
Peristiwa hijrah Nabi saw. dan para
sahabat dari Makkah ke Madinah bukan peristiwa biasa. Tetapi peristiwa ini
merupakan peristiwa sejarah yang maha penting. Begitu pentingnya peristiwa ini,
‘Umar bin al-Khatthab, saat menjadi kepala negara Islam ketiga, menggantikan
Nabi saw, setelah Abu Bakar mangkat, telah menetapkan momentum hijrah sebagai
tahun baru dalam Islam. ‘Umar tidak memulainya sejak diutusnya Nabi di Makkah,
tetapi sejak Nabi saw. menjadi kepala negara Islam di Madinah.
Ingin Link Grup Whatsapp Anda Disini, Klik Contact Ya
Ingin Nambah Subscribe, Klik Contact Ya
Ingin Nambah Follower IG, Klik Contact Ya
Tidak hanya itu, peristiwa hijrah ini pun diabadikan dalam
al-Qur’an, Q.s. at-Taubah: 40, yang diturunkan 9 tahun setelah peritistiwa maha
penting ini. Justru di saat umat Islam, di bawah kepemimpinan Nabi saw. berada
di puncak kekuasaannya, saat 72 kepala suku dan kabilah datang menghadap Nabi
saw. di Madinah untuk menyatakan ketundukannya pada kepemimpinan Nabi saw. dan
negara Islamnya. Bahkan, dalam satu ayat ini, al-Qur’an harus mengulang tiga
kali “huruf tadzkir” [idz], sebagai pengingat. Menunjukkan betapa pentingnya
peristiwa ini.
Mari kita simak firman Allah [yang
artinya], “Jika kamu tidak menolongnya (Muhammad), sesungguhnya Allah telah
menolongnya (yaitu) ketika orang-orang Kafir mengusirnya (dari Mekah); sedang
dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, ketika itu
dia berkata kepada sahabatnya, “Jangan engkau bersedih, sesungguhnya Allah
bersama kita.” Maka Allah menurunkan ketenangan kepadanya (Muhammad) dan
membantu dengan bala tentara (malaikat-malaikat) yang tidak terlihat olehmu,
dan Dia menjadikan seruan orang-orang kafir itu rendah. Dan firman Allah itulah
yang tinggi. Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana.” [Q.s. at-Taubah: 40]
Ketika kaum Musyrik Makkah
mengetahui para sahabat saw. telah melakukan persiapan untuk hijrah, dan keluar
meninggalkan Makkah, membawa serta keturunan, anak-anak dan hartanya ke tanah
kaum Aus dan Khazraj, maka mereka mulai mengalami kegelisahan dan kekhawatiran
yang luar biasa. Kegelisahan itu merasuki mereka, yang sebelumnya belum pernah
mereka rasakan. Di depan mereka benar-benar telah tampak ancaman besar yang
serius, yang bisa mengancam entitas Paganisme dan perekomoian mereka. Karena
mereka tahu apa yang ada pada kepribadian Muhammad saw. Pengaruh yang begitu
dahsyat, disertai kesempurnaan leadership dan guidance. Juga tekad, keteguhan
dan kesiapan para sahabatnya untuk berkurban demi merealisasikannya. Ditopang
dengan perlindungan dan nushrah [dukungan kekuatan/militer] yang diberikan
kabilah Aus dan Khazraj. Selain itu, dua kabilah ini juga mempunyai kecintaan
pada perdamaian dan kebaikan, serta mencabut faktor-faktor yang memicu dendam
di antara keduanya, terutama setelah mereka merasakan pahitnya peperangan
panjang selama bertahun-tahun.
Kaum Musyrik Makkah itu juga tahu,
bagaimana nilai strategisnya Madinah, terkait dengan jalur perdagangan yang
melintasi pesisir pantai Laut Merah, dari Yaman hingga Syam. Penduduk Makkah
saat itu nilai perdagangannya ke Syam, kira-kira mencapai ¼ juta Dinar per
tahun, atau setara dengan Rp. 597,125,000,000 [lima ratus sembilan puluh tujuh
milyar, seratus dua puluh lima juta]. Lebih dari setengah Triliun. Ini di luar
nilai transaksi penduduk Taif dan yang lain. Haru dicatat, bahwa perputaran
bisnis yang begitu besar ini, tidak bisa dilepaskan dari stabilitas keamanan di
jalur perdagangan ini. Maka, bagi kaum Kafir Quraisy, ketika dakwah Islam, yang selama
ini mereka musuhi, dengan kaum Muslim sebagai kekuatan sentralnya, dan Nabi
Muhammad saw sebagai pemimpinnya, maka menancapnya dakwah ini di Yatsrib,
setelah mendapatkan kekuasaan dari kaum Aus dan Khazraj adalah ancaman besar
bagi mereka. Penduduk Yatsrib pun akan menjadi musuh mereka. Ini tidak hanya
mengancam eksistensi mereka, dengan segala tradisi Paganismenya, tetapi juga
kepentingan bisnis mereka yang luar biasa besarnya.
Menyadari ancaman yang serius ini,
mereka pun mulai mencari cara yang paling tepat untuk menangkal ancaman ini.
Ujung-ujungnya tak lain adalah pengemban dakwah Islam