
Presiden Bank
Dunia David Malpass menyatakan terlalu banyak utang di dunia ini. Menurut dia,
China adalah penyebabnya.
"Ada banyak
tantangan yang dihadapi dunia dalam hal bagaimana Anda memiliki proyek-proyek
yang transparan dan berkualitas tinggi, di mana utang bersifat transparan.
China bergerak sangat cepat, di mana di beberapa bagian di dunia ada terlalu
banyak utang," ujar Malpass seperti dikutip dari CNBC.
Menurut data
Departemen Keuangan AS, China telah meminjamkan dana sebesar triliunan dollar
AS ke negara-negara lain, tanpa kecuali ke AS. China sendiri memiliki 1,12
triliun dollar AS yang disimpan di obligasi pemerintah AS. Malpass selama ini mengkritik upaya
pinjaman yang dikucurkan China untuk membiayai inisiatif infrastruktur One
Belt, One Road. Tahun lalu, Malpass mengatakan bahwa utang yang dikucurkan
China tersebut membuat negara-negara yang lemah terpapar utang berlebih dan
proyek-proyek berkualitas rendah.
Pada Kamis
(11/4/2019), Malpass mengindikasikan bahwa China bersedia meninjau upaya-upaya
tersebut. Menurut dia, China ingin memiliki hubungan yang lebih baik dengan negara-negara
lain dan ingin menjadi bagian dari sistem dunia.
"Saya
mengekspektasikan hal itu akan sukses dan memiliki hubungan yang lebih baik
dengan China," sebut Malpass.
Selain itu,
Malpass juga mengkritik China lantaran mengambil pinjaman berbiaya rendah dari
Bank Dunia. Padahal, China adalah ekonomi terbesar kedua di dunia dan melampaui
batasan pendapatan negara sebagai syarat pinjaman berbiaya rendah pada tahun
2016.
"China
menyadari bahwa perannya sebagai peminjam di Bank (Dunia) harus berkurang,"
tuturnya.
Malpass terpilih
sebagai Presiden Bank Dunia pada Jumat pekan lalu. Sebelum bergabung dengan
Bank Dunia, Malpass berkarier di Departemen Keuangan AS.