x9iXyGPMXQeKKlpX8lac8UjwJ5Wv9XduLyNcwRkJ

Bentuk Hubungan Sosial

Bentuk Hubungan Sosial
BENTUK-BENTUK HUBUNGAN SOSIAL
Ingin Link Grup Whatsapp Anda Disini, Klik Contact Ya
Ingin Nambah Subscribe, Klik Contact Ya 

Ingin Nambah Follower IG, Klik Contact Ya
Pengertian Hubungan Sosial ( Proses Sosial )
Proses sosial adalah hubungan timbal balik antara individu yang satu dengan individu yang lain, saling mempengaruhi dan didasarkan pada kesadaran untuk saling menolong. Hubungan sosial disebut juga interaksi sosial. Interaksi sosial adalah proses saling mempengaruhi di antara dua orang atau lebih. Seseorang melakukan hubungan sosial secara naluri didorong oleh beberapa faktor, baik dari dalam maupun dari luar dirinya.
1. Faktor internal terjadinya hubungan sosial
Faktor dari dalam diri seseorang yang mendorong terjadinya hubungan sosial adalah sebagai berikut.
a. Keinginan untuk meneruskan atau mengembangkan keturunan dengan melalui perkawinan antara dua orang yang berlainan jenis saling tertarik dan berinteraksi.
b. Keinginan untuk memenuhi kebutuhan hidup karena manusia membutuhkan orang lain untuk memenuhi kebutuhannya.
c. Keinginan untuk mempertahankan hidup terutama menghadapi serangan dari apapun.
d. Keinginan untuk melaksanakan komunikasi dengan sesama.
2. Faktor eksternal terjadinya hubungan sosial
Faktor dari luar yang mendorong terjadinya hubungan sebagai berikut:
a. Simpati
Simpati adalah suatu sikap tertarik kepada orang lain karena sesuatu hal. Ketertarikan tersebut karena penampilannya, kebijakasanaan, ataupun pola pikirnya. Simpati menjadi dorongan yang kuat pada diri seseorang untuk melakukan komunikasi/interaksi sehingga terjadi pertukaran /nilai pendapat.
b. Motivasi
Motivasi adalah dorongan yang ada dalam diri seseorang yang mendasari orang melakukan perbuatan. Motivasi muncul biasanya karena rasionalitas dan juga muncul dari pengaruh orang lain.
c. Empati
Empati merupakan proses psikis, yaitu rasa haru atau iba sebagai akibat tersentuh perasaannya dengan objek yang ada di hadapannya. Empati adalah kelanjutan dari rasa simpati.
d. Sugesti
Sugisti adalah kepercayaan yang sangat mendalam dari seseorang kepada orang lain atau sesuatu. Pengaruh sugesti ini muncul tiba-tiba dan tanpa adanya pemikiran untuk mempertimbangkan terlebih dahulu. Sugesti akan mendorong individu untuk melakukan suatu interaksi sosial.
e. Imitasi
Imitasi adalah dorongan untuk meniru sesuatu yang ada pada orang lain. Imitasi muncul karena adanya minat, perhatian atau sikap mengagumi terhadap orang lain yang dianggap cocok atau sesuai.
f. Identitas
Identitas adalah dorongan seseorang untuk menjadikan dirinya identik atau sama dengan orang lain. Identifikasi karena terikat oleh suatu aturan yang menghapuskan seseorang menyesuikan diri seperti orang lain, atau atas dasar kesenangan sehingga tertarik menyesuaikan diri.
Faktor-faktor terjadinya hubungan sosial selalu memengaruhi individu dalam proses sosial secara langsung atau tidak langsung. Proses sosial secara langsung dilakukan dengan komunikasi lisan (berbicara). Proses sosial tidak langsung dilakukan antara lain dengan menggunakan sarana komunikasi seperti telepon dan surat.
Seseorang melakukan hubungan sosial pasti memiliki tujuan antara lain:
a. menjalin hubungan persahabatan,
b. menjalin hubungan usaha,
c. mendiskusikan sebuah persoalan,
d. melakukan kerjasama, dan lain-lain.
Tujuan tersebut akan tercapai jika proses sosial dapat berjalan lancar. Proses dalam hubungan sosial akan dapat berjalan apabila memenuhi dua syarat yaitu:
a. Kontak sosial
Kata kontak berasal dari bahasa Latin, con atau com, artinya bersama-sama. Secara harfiah berarti menyentuh secara bersama-sama. Sebagai gejala sosial, kontak sebenarnya tidak harus dengan menyentuh tetapi misalnya cukup dengan tersenyum. Kontak dapat bersifat primer dan sekunder. Kontak primer terjadi dengan mengadakan hubungan langsung. Misalnya tersenyum dan berjabat tangan. Kontak sekunder terjadi jika ada perantara.
b. Komunikasi
Komunikasi berasal dari bahasa Latin, communicare yang berarti buhungan. Jadi, komunikasi berarti berhubungan atau bergaul dengan orang lain. Interaksi tidak akan terjadi hanya dengan kontak tetapi harus ada komunikasi. Komunikasi terjadi kalau seseorang memberikan tanggapan terhadap perilaku orang lain dengan menyampaikan suatu perasaan. Orang yang bersangkutan lalu menerima dan memberi reaksi terhadap perasaan yang ingin disampaikan oleh orang tersebut. Komunikasi tidak selalu menghasilkan bentuk kerjasama bahkan bisa terjadi pertentangan atau perkelahian karena salah paham.

Jenis-Jenis Hubungan Sosial
Hubungan sosial atau interaksi sosial merupakan uapaya manusia memenuhi kebutuhan hidup. Tidak semua upaya manusia merupakan hubungan sosial. Oleh karena itu, hubungan sosial memiliki ciri-ciri tertentu yaitu:
1. adanya kontak sosial dan komunikasi,
2. dilakukan oleh dua orang atau lebih dan ada reaksi dari pihak lain,
3. bersifat timbal balik, positif, dan berkesinambungan,
4. adanya penyesuaian norma dan bentuk-bentuk interaksi sosial.
Dalam kehidupan sehari-hari, terdapat tiga pola proses atau interaksi sosial sebagai berikut:
1. Hubungan antara individu dan individu
Hubungan ini merupakan hubungan antara individu yang satu memberikan pengaruh, rangsangan dan stimulus kepada individu lainnya sehingga akan memberikan reaksi, tanggapan, atau respon.
2. Hubungan antara individu dan kelompok
3. Hubungan antara kelompok dan kelompok
Hubungan ini menunjukkan bahwa kepentingan individu dalam kelompok merupakan satu kesatuan, berhubungan dengan kelompok lain.

Terjadinya Hubungan Sosial
Hubungan sosial dapat terjadi dari bentuk kerjasama (asosiatif) atau dapat juga berbentuk saingan dan konflik (disosiatif).
1. Proses Asosiatif
Proses asosiatif adalah proses yang berbentuk kerjasama, akomodasi, dan asimilasi.
a. Kerja Sama (Cooperation)
Kerja sama artinya usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok manusia untuk mencapai tujuan bersama. Kerja sama di kalangan masyarakat Indonesia disebut gotong royong. Kerja sama dalam kehidupan bangsa indonesia selalu ditanamkan dan ditekankan mulai dari keluarga, sekolah, lingkungan kerja, dan lingkungan pemerintahan.
Kerja sama memiliki pandangan bahwa manusia tidak mungkin hidup sendiri tanpa orang lain. Kerja sama dibagi menjadi lima bentuk:
1) Kerukunan, meliputi gotong royong dan tolong menolong.
2) Bergaining, yaitu perjanjian pertukaran barang-barang dan jasa antara dua organisasi atau lebih.
3) Kooptasi, yaitu proses penrimaan unsusr-unsur baru dalam ke-pemimpinan sebuah organisasi.
4) Koalisi, yaitu gabungan dua badan atau lebih yang mempunyai tujuan sama.
5) Join Venture, yaitu kerja sama dalam perusahaan proyek-proyek tertentu.
b. Akomodasi
Proses akomodasi adalah proses pemulihan hubungan baik antara dua pihak atau lebih yang pada mulanya mengalami suatu sengketa. Proses akomodasi memerlukan perhatian dari kedua belah pihak bahkan kadang-kadang membutuhkan pihak ketiga sebagai penengah.
Adapun tujuan akomodasi, sebagai berikut:
1) Mengurangi pertentangan antara orang perorang atau kelompok –kelompok manusia akibat perbedaan paham.
2) Mencegah meledaknya suatu pertentangan untuk sementara waktu.
3) Memungkinkan terjadinya kerja sama antara kelompok satu dengan lainnya yang terpisah karena budaya.
4) Melebur kelompok sosial yang terpisah.
Akomodasi dapat berbentuk sebagai berikut:
1) Pemaksaan (coertion) adalah suatu bentuk akomodasi yang dilakukan dengan paksaan oleh pihak ketiga yang lebih kuat kedudukannya.
2) Kompromi (compromize) adalah suatu penyelesaian sengketa dengan cara mengurangi tuntutan dari kedua belah pihak sehingga terjadi titik temu.
3) Mediasi (mediation) adalah penggunaan jasa perantara.
4) Arbitrasi merupakan salah satu cara untuk mencapai kompromi apabila pihak-pihak yang bertikai tidak mampu menghadapi sendiri. Arbitrasi dilakukan dengan menghadirkan pihak ketiga yang mendapat persetujuan kedua belah pihak.
5) Konsiliasi adalah usaha untuk mempertemukan keinginan pihak-pihak yang bertikai untuk mencari pemecahan.
6) Peradilan (adjudication) adalah suatu penyelesaian sengketa dengan penyelesaian sesuai dengan hukum yang berlaku melalui peradilan.
7) Toleransi adalah penyelesaian sengketa dengan jalan memberikan toleransi kepada masing-masing pihak, dengan demikian akan terjadi pemulihan hubungan baik.
8) Stalemate, adalah proses penyelesaian sengketa yang terjadi dengan sendirinya.
c. Asimilasi
Asimilasi adalah proses kerja sama yang sangat harmonis dengan membentuk suatu kesatuan yang homogen. Asimilasi juga merupakan proses sosial yang ditandai dengan usaha-usaha mengurangi perbedaan-perbedaan yang terdapat antara orang perorang dan kelompok.
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses asimilasi sebagai berikut:
1) Sikap dan kesediaan saling menenggang (toleransi).
2) Sikap dalam menghadapi orang asing dan kebudayaannya.
3) Adanya kesempatan dibidang ekonomi yang seimbang.
4) Keterbukaan golongan penguasa.
5) Perkawinan campuran.
6) Adanya kesamaan dalam berbagai unsur budaya.
7) Adanya unsur bersama dari luar.
Faktor yang menghambat terjadinya asimilasi sebagai berikut:
1) Adanya isolasi kebudayaan dan salah satu kebudayaan kelompok.
2) Kurangnya pengetahuan dari salah satu kelompok atas kebudayaan kelompok.
3) Ketakutan atas kekuatan kebudayaan kelompok lain.
4) Perasaan superioritas atas kebudayaan kelompok tertentu.
5) Adanya perbedaan ciri-ciri badaniah.
6) Adanya persaingan in-grup yang kuat.
7) Adanya diskriminasi.
8) Adanya perbedaan kepentingan antarkelompok.
2. Proses Disosiatif
Proses disiosiatif disebut sebagai proses oposisi. Secara umum, proses disosiatif dibedakan atas tiga bentuk, yaitu;
a. Persaingan (Kompetisi)
Persaingan adalah suatu proses sosial yang terjadi karena individu atau kelompok saling bersaing mencari keuntungan melalui bidang kehidupan yang pada suatu masa menjadi pusat perhatian publik dengan cara mempertajam prasangka yang telah ada tanpa mempergunakan ancaman atau kekerasan. Persaingan dapat bersifat pribadi atau kelompok. Persaingan dapat terjadi dalam bernagai hal, seperti persaingan ekonomi, kebudayaan, ras, dan peranan.
b. Kontravensi
Kontravensi merupakan suatu bentuk proses sosial yang ditandai dengan adanya ketidakpastian mengenai diri seseorang atau erasaan tidak suka yang disembunyikan.
Proses kontravensi mencakup lima proses sebagai berikut;
1) Proses yang umum dari kontravensi meliputi perbuatan, penolakan, perlawanan, protes, dan lain-lain.
2) Bentuk dari kontravensi yang sederhana, misalnya mencaci maki orang, memfitnah dan mencela.
3) Bentuk kontravensi yang intensif menyangkut penghasutan, menyebar isu, dan mengecewakan.
4) Kontravensi yang bersifat rahasia.
5) Kontravensi yang bersifat taktis, misalnya mengejutkan lawan, membingungkan pihak lain atau provokasi.
Selain lima proses tersebut, ada tiga tipe umum kontravensi dalam kehidupan sehari-hari.
1) Kontravensi yang menyangkut generasi dalam masyarakat.
2) Kontravensi yang menyangkut bidang keremajaan.
3) Kontravensi parlementer. Kontravensi ini menyangkut hubungan antargolongan mayoritas dan minoritas.
c. Pertentangan
Pertentangan adalah suatu proses sosial di mana individu atau kelompok berusaha memenuhi tujuannya dengan jalan menentang pihak lawan yang disertai ancaman atau kekerasan. Banyak hal yang menyebabkan terjadinya pertentangan, antara lain;
1) Perbedaan antara individu-individu,
2) Perbedaan kebudayaan,
3) Perbedaan kepentingan, dan
4) Perubahan sosial.
Akibat dari pertentangan adalah sebagai berikut;
1) Tumbuhnya solidaritas di dalam kelompok yang timbul akibat dari pertentangan antarkelompok.
2) Goyahnya persatuan kelompok apabila pertentangan itu terjadi di dalam kelompok.
3) Timbulnya perubahan dari kepentingan orang per orang.
4) Hancurnya harta benda dan jatuhnya korban manusia jika terjadi konflik fisik.
5) Akomodasi, dominasi, dan takluknya salah satu pihak.