Setiap tindakan mengajar adalah hasil dari keputusan, baik
sadar atau tidak sadar. Oleh karena itu mengajar akan erat kaitannya
dengan sebuah keterampilan. Keterampilan yang sudah ada atau bakat yang
kemudian dipadu-padankan dengan keterampilan yang sesuai dengan konsep
mengajar/keterampilan dasar mengajar akan membuat pembelajaran lebih efektif.
Keputusan akan penggunaan keterampilan mengajar baik sadar maupun tidak sadar
akan mendorong keantusiasan dalam pembelajaran.
Ingin Link Grup Whatsapp Anda Disini, Klik Contact Ya
Ingin Nambah Subscribe, Klik Contact Ya
Ingin Nambah Follower IG, Klik Contact YaPembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan melibatkan berbagai aspek yang saling berkaitan. Oleh karena itu, untuk menciptakan pembelajaran yang kreatif, menyenangkan diperlukan berbagai keterampilan membelajarkan atau keterampilan dasar mengajar. Keterampilan dasar mengajar merupakan kompetensi profesional yang cukup kompleks, sebagai integrasi dari berbagai kompetensi guru secara utuh dan menyeluruh. Setiap keterampilan mengajar memiliki komponen dan prinsip-prinsip dasar tersendiri.
Kedudukan guru mempunyai arti penting dalam
pendidikan. Arti penting yang bermakna bahwa tugas dan tanggung jawab guru yang
cukup berat untuk mencerdaskan anak didiknya. Kerangka berpikir yang demikian
menuntut seorang guru untuk melengkapi dirinya dengan berbagai keterampilan
yang dapat diharapkan membantu dalam menjalankan tugasnya dalam interaksi yang
edukatif. Keterampilan dasar mengajar adalah keterampilan yang mutlak harus
guru punyai dalam hal ini. Dengan pemilikan keterampilan dasar mengajar ini
diharapkan guru dapat mengoptimalkan peranan dikelas. Ada sembilan keterampilan
dasar mengajar yang harus dikuasai oleh guru.
Komponen pertama dalam mengajar adalah
keterampilan membuka pelajaran. Dalam keterampilan membuka pelajaran guru harus
memberikan pengantar atau pengarahan terhadap materi yang akan diajarkan pada
peserta didik agar siap mental dan mengikutinya.
Keterampilan membuka pelajaran adalah
perbuatan guru untuk menciptakan siap mental dan menimbulkan perhatian anak
didik agar terpusat pada yang akan dipelajari. Komponen keterampilan membuka
pelajaran meliputi meningkatkan perhatian, menimbulkan motivasi, memberi acuan
melalui berbagai usaha, membuat kaitan atau hubungan di antara materi-materi
yang akan dipelajari dengan pengalaman dan pengetahuan yang telah dikuasai anak
didik.
Siasat membuka pelajaran bertujuan pokok menyiapkan
mental dari anak didik agar siap memasuki persoalan yang akan dipelajari,
menimbulkan minat serta pemusatan perhatian anak didik pada yang akan
dibicarakan dalam interaksi edukatif. Keterampilan membuka pelajaran dalam
istilah lain dikenal dengan set induction,
yang artinya usaha atau kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan
pembelajaran untuk menciptakan prokondisi bagi peserta didik agar mental maupun
perhatian terpusat pada apa yang akan dipelajarinya, sehingga usaha tersebut
akan memberikan efek yang positif terhadap kegiatan belajar.
Contoh Set Induction
pada pengenalan konsep baru:
Guru: Ok anak-anak! Pada pertemuan kita kali ini, kita akan
membahas tentang atribut kenegaraan. Nah sebelum kita pelajari lebih lanjut
pembahasan ini, cobalah perhatikan dahulu ke depan. Gambar apakah yang bapak
bawa? Coba kamu Iis!” Dan selanjutnya.
Keterampilan membuka pelajaran merupakan kunci dari
seluruh proses pembelajaran yang harus dilalui guru. Sebab jika seorang guru
pada awal pembelajaran tidak mampu menarik perhatian peserta didik, maka proses
tujuan pembelajaran tidak akan tercapai dengan baik. Kegiatan membuka pelajaran
tidak hanya dilakukan oleh guru pada awal pembelajaran, tetapi juga pada setiap
awal kegiatan inti pelajaran. Ini dapat dilakukan dengan cara mengemukakan
tujuan yang akan dicapai, menarik perhatian siswa, memberi acuan, dan membuat
kaitan antara materi yang akan dikuasai oleh siswa dengan bahan yang akan
diajarkan. Inti persoalan membuka pelajaran terkait dengan usaha guru dalam
menarik perhatian siswa, memotivasi memberi acuan tentang tujuan, pokok
persoalan yang akan dibahas, rencana kerja serta pembagian waktu, mengaitkan
pelajaran yang telah dipelajari dengan topik baru, menanggapi situasi kelas.
Keterampilan membuka pelajaran terbagi atas
dua yaitu: “(1) Menarik perhatian dan menimbulkan motivasi, (2) Memberi acuan
dan membuat kaitan.”
1)
Menarik perhatian dan
menimbulkan motivasi
Menarik perhatian anak didik dapat dilakukan
dengan mengubah gaya mengajar guru. Guru biasa berdiri di depan, kemudian
berdiri dibelakang. Suara yang biasa keras, diubah menjadi suara yang pelan dan
bercerita. Penggunaan alat bantu atau media pengajaran juga dapat menarik
perhatian anak didik. Guru biasa berbicara kepada anak didik sekarang diubah,
anak didik yang berbicara kepada guru, dapat juga anak didik dengan anak didik
lainnya. Guru biasa melaksanakan proses interaksi edukatif dalam bentuk
kelompok besar atau kelas, diubah dalam bentuk kelompok kecil atau individual.
Untuk menimbulkan atau membangkitkan motivasi anak didik terhadap pelajaran
yang akan diberikan dapat dilakukan dengan menciptakan rasa ingin tahu, membuat
kejutan dalam kelas, memberi pertentangan konsep. Semua itu merupakan sumber
untuk membangkitkan motivasi. Minat juga merupakan sumber motivasi yang dapat
dimanfaatkan untuk membangkitkan gairah belajar anak didik.
2)
Memberi acuan dan membuat
kaitan
Guru dalam memberikan acuan, guru menentukan
batas-batas tugas anak didik yang segera harus dikerjakan. Serentetan
pertanyaan juga dapat memberi acuan, hal ini dibahas pada keterampilan
bertanya. Mengorganisasi bahan lebih lanjut secara singkat, merupakan usaha guru
dalam memberi acuan. Ikhtisar atau skema bahan pelajaran yang diberikan dapat
juga merupakan acuan bagi anak didik.
Permulaan pelajaran baru, guru berkesempatan membuat
kaitan antara bahan pelajaran baru dengan bahan pelajaran yang telah
dikenalnya, hal ini merupakan usaha melakukan kesinambungan. Usaha membuat
kaitan antara lain membandingkan dan mempertentangkan bahan pelajaran yang
telah dikenal dengan bahan pelajaran yang baru. Setiap saat guru dapat meminta
sumbangan pikiran anak didik, hal ini berarti guru harus memberi penguatan
sekaligus membuat kaitan kognitif. Komentar yang bertujuan kembali pada batas
tugas adalah juga merupakan usaha membuat kaitan.