
Kita semua tahu,
Indonesia tak hanya kaya akan beragam bahasa, suku, makanan maupun tarian tapi
juga memiliki warisan budaya. Salah satunya adalah cerita rakyat yang turun
temurun disampaikan secara lisan oleh orang tua, kakek atau guru di
sekolah.Pada umumnya, cerita rakyat bersifat anonim atau pengarangnnya tidak
dikenal. Cerita rakyat menjadi bagian yang tak terpisahkan dari budaya
Indonesia. Hampir semua daerah di Indonesia memiliki cerita rakyat
masing-masing. Nah, kita ingat-ingat sebentar, yuk cerita-cerita rakyat yang
sering kita dengar kisahnya berikut ini:
Malin
Kundang
Masih ingat
dengan kisah Malin Kundang? Kisah ini sering dimuat di buku-buku pelajaran
sekolah. Seorang anak yang dikutuk menjadi batu oleh ibunya karena bersikap
durhaka. Cerita rakyat ini berasal dari Sumatera Barat. Kalau kalian berkunjung
ke Pantai Air Manis, kalian akan menjumpai batu-batu yang menyerupai Malin
Kundang dan kapal yang digunakannya. Masyarakat sering mengaitkan batu ini
dengan kisah Malin Kundang. Cerita rakyat Malin Kundang mengandung pesan kepada
kita semua agar selalu menghormati dan berbakti kepada orangtua.
Roro Jonggrang
Patung Roro
Jonggrang dan Candi Prambanan yang berada di Yogyakarta memiliki kaitan erat
dengan cerita Roro Jonggrang. Ceritanya tentang kisah cinta antara Pangeran
Bandung Bondowoso dengan Putri Roro Jonggrang yang berakhir tragis. Roro
Jonggrang bersedia menerima lamaran Bandung Bondowoso apabila ia menerima
tantangan membuat sumur dan membangun seribu candi dalam waktu semalam
saja.Ketika Bandung hampir menyelesaikan candi ke-999, Roro Jonggrang bertindak
curang dengan memerintahkan kepada dayang istana dan perempuan desa untuk
menumbuk padi dan membakar jerami agar makhluk halus yang membantu Bandung
membuat candi mengira bahwa matahari telah terbit. Bandung Bondowoso pun marah
dan mengutuk Roro Jonggrang menjadi batu.
Timun
Mas
Kalian pasti
pernah mendengar kisah Timun Mas melalui cerita guru atau orangtua kalian saat
kecil. Kisah yang bermula dari seorang janda bernama Mbok Sirni yang
menginginkan seorang anak agar dapat menemani sisa hidupnya. Suatu hari ketika
Mbok Sirni pergi ke ladang, ia didatangi Raksasa yang mengatakan akan memberikan
Mbok Sirni seorang anak tetapi dengan syarat harus memberikan anak itu lagi
setelah berumur enam belas tahun. Mbok Sirni pun setuju, kemudian raksasa
memberinya biji timun untuk ditanam. Dari timun itulah muncul seorang bayi
perempuan.
Sangkuriang
Gunung Tangkuban
Perahu konon terjadi karena kisah Sangkuriang yang menendang perahu yang ia
buat. Seorang anak yang jatuh cinta kepada ibu kandungnya sendiri yaitu Dayang
Sumbi.Dayang Sumbi sangat bingung memikirkan bagaimana caranya menggagalkan
pernikahannya dengan Sangkuriang. Setelah berpikir keras, akhirnya Dayang Sumbi
mengajukan dua syarat kepada Sangkuriang, syarat yang pertama Dayang Sumbi
ingin sungai Citarum dibendung dan yang kedua membuat sampan yang besar untuk
menyeberang sungai. Syarat tersebut harus diselesaikan dalam satu malam.
Bawang
Merah dan Bawang Putih
Cerita rakyat
yang satu ini pasti tidak asing di telinga kalian. Kisah ini berasal dari Riau.
Bercerita tentang seorang janda yang memiliki dua orang anak gadis, Bawang
Merah dan Bawang Putih. Keduanya memiliki sifat yang berbeda. Bawang Putih
adalah gadis yang baik hati, rajin dan jujur, sedangkan Bawang Putih memiliki
sifat malas, sombong dan dengki.Semua cerita rakyat diatas mengandung pesan
moral yang sangat baik untuk anak-anak hingga kini. Walaupun saat ini banyak
bermunculan cerita-cerita modern, namun tidak sepantasnya cerita rakyat
tersebut hilang terlupakan begitu saja.
Yuk, guys jangan sungkan untuk mendongengi
anak-anak kecil dengan cerita rakyat, demi melestarikan kebudayaan kita!