
Pernahkah kamu
bertanya-tanya mengapa tidak ada lagi astronaut yang pergi ke bulan? Pertanyaan
ini memang seringkali menjadi senjata bagi para penggemar teori konspirasi yang
mengatakan bahwa cerita NASA berhasil membawa manusia ke Bulan hanyalah sebuah
kebohongan. Mereka
berargumen, jika NASA berhasil membawa manusia ke bulan di tahun 1969, mengapa
saat teknologi semakin canggih justru pendaratan ke bulan tidak pernah
dilakukan lagi?
Sejauh ini NASA
memang telah berhasil mendaratkan 12 orang ke Bulan dan yang paling terkenal
adalah mendiang Neil Armstrong yang menjadi manusia pertama yang menjejakkan kaki
di Bulan pada 16 Juli 1969. Peristiwa ini disiarkan di televisi Amerika Serikat
dan dianggap sebagai salah satu momen paling bersejarah, bukan hanya untuk NASA
dan Amerika Serikat, melainkan juga bagi dunia. Sementara
itu, Eugene Cernan bersama Apollo 17 menjadi manusia terakhir yang pernah ke
bulan pada Desember 1972. Lalu
apa saja alasan mengapa tidak pernah ada lagi manusia yang dikirim ke Bulan?
Biaya yang Tinggi dan Kepentingan lain
Pada 2017 NASA
menerima dana dari pemerintah AS sebesar 19,5 miliar dolar Amerika Serikat dan
akan naik menjadi 19,9 miliar dolar pada 2019. Meski demikian, menurut mantan
astronaut, Walter Cunningham, anggaran untuk NASA dari pemerintah termasuk
kecil dibandingkan puluhan tahun yang lalu.
“Pada 1965
pemerintah menganggarkan 4 persen dari total anggaran pemerintah untuk NASA.
Sementara dalam 40 tahun terakhir, anggaran untuk NASA selalu di bawah 1 persen
dan dalam 15 tahun terakhir hanya tinggal 0,4 persen,” kata Cunningham dilansir
Business Insider.
Selain itu, NASA
sudah memiliki misi lain yang juga menelan biaya besar. Saat ini impian
terbesar NASA adalah untuk pergi ke Mars, dan NASA sudah meluncurkan beberapa
misi ke Mars, Jupiter, Sabuk Asteroid, dan juga membangun Teleskop Luar Angkasa
James Webb.
Pada 2005, NASA
memperkirakan butuh dana 104 miliar dolar AS untuk kembali ke Bulan. Atau lebih
tepatnya 133 miliar dolar AS pada 2018 bila dihitung dengan inflasi. Akan ini
tentu sulit terpenuhi jika anggaran dari pemerintah pada 2017 hanyalah kurang
dari 20 miliar dolar AS.
Politik
di Amerika Serikat yang menghambat NASA
Politik di
Amerika Serikat rupanya ikut mempengaruhi kinerja NASA. Setiap kali ada
pergantian presiden, maka terjadi pergantian prioritas misi yang harus
dilakukan oleh NASA.
Sebagai contoh,
pada 2004 pemerintahan Bush meminta agar NASA mengganti pesawat mereka dan
mempersiapkan diri untuk kembali ke Bulan. NASA telah mempersiapkan program
Constellation untuk mendaratkan kembali manusia ke Bulan dan juga roket bernama
Ares serta pesawat luar angkasa Orion.
Namun setelah
menghabiskan dana 9 miliar dolar AS dan lima tahun untuk mengembangkan program
ini, pemerintahan Bush berganti ke Obama dan program Constellation dibatalkan.
NASA pun kemudian mengalihkan fokus mereka pada pengembangan Space Launch
System.
Meski belum ada
sinyal proyek SLS akan dibatalkan oleh Trump, namun pemerintahan kali ini sudah
mengubah fokus NASA untuk segera membawa manusia ke Mars dan ke bulan.
Perubahan yang terus terjadi pada fokus misi NASA selanjutnya ini memakan biaya
dan waktu yang sangat banyak. NASA dikabarkan sudah membuang 20 miliar dolar AS
secara sia-sia untuk program yang akhirnya dibatalkan.
Lingkungan
Bulan yang mematikan
Bulan memiliki
debu mirip seperti talk yang mematikan untuk manusia. Selain itu, permukaan
Bulan yang penuh dengan kawah dan bebatuan juga dapat mengganggu pendaratan
pesawat luar angkasa. Ditambah lagi,
Bulan tidak memiliki atmosfer yang melindungi dari sinar matahari serta
permukaannya merupakan salah satu tempat terdingin di alam semesta.
NASA pernah
mendesain baju astronaut yang tahan terhadap sinar Matahari dan debu, namun
kabar baju tersebut tidak lagi terdengar karena pengembangan baju khusus itu
merupakan bagian dari program Constellation. Kini harapan lain bagi manusia
untuk bisa pergi ke Bulan justru terletak pada pihak swasta.
Penjelajahan
luar angkasa kini menarik para miliarder untuk berinvestasi dan ikut
mengembangkan teknologi mereka masing-masing. Bahkan, para miliarder seperti
Jeff Bezos dan Elon Musk punya mimpi untuk menjadikan perjalanan ke luar
angkasa lebih mudah bahkan memungkinkan siapapun untuk pergi berwisata ke luar
angkasa.