Sunan Kalijaga sang Brandal Lokajaya

Siapakah Sunan Kalijaga
Mengenal Sunan yang Masa Lalunya Seorang Pencuri, Ternyata Memiliki Ilmu yang Hebat
Ingin Link Grup Whatsapp Anda Disini, Klik Contact Ya
Ingin Nambah Subscribe, Klik Contact Ya 

Ingin Nambah Follower IG, Klik Contact Ya
Para sunan yang tergabung dalam wali songo memiliki latar belakang masing-masing ada yang memang dipersiapkan untuk menjadi sunan, ada yang dengan belajar rajin menjadi sunan, ada juga yang dahulunya pernah menjadi seorang pencuri bahkan perampok.
Sunan Kalijaga sebelum menjadi sunan dahulunya pernah menjadi pencuri bahkan perampok dengan nama samaran Brandal Lokajaya. Sunan Kalijaga sebenarnya merupakan anak adipati yaitu Tumenggung yaitu Tumenggung Arya Wilatikta. Arya Wilatikta merupakan temenggung di Kerajaan Majapahit. Sosoknya merupakan seorang muslim namun masih tunduk dengan Majapahit. Pada saat perpecahan akan terjadi di Majapahit seorang penguasa yang mempersulit rakyat atau tumenggung dimana harus menyetoran hasil bumi dalam jumlah yang besar dan tanpa memperhatikan kemampuan rakyatnya. Tumenggung Wilatikta termasuk temenggung yang melakukan hal demikian karena keharuskan menyetorkan pajak yang besar kepada Majapahit. Raden Said yang merupakan sosok anak dari Tumenggung Wilatikta tidk setuju dengan apa yang dilakukan oleh ayahnya dan juga tidak suka akan sikap sewenang-wenang prajurit Majapahit saat melewati wilayah ketemenggungan ayahnya dimana seenaknya sendiri yang menyengsarakan rakyat.
Melihat hal demikian membuat Raden Said berinisiatif membantu rakyat dengan cara menjadi sosok Brandal Lokajaya yang mana mencuri dan merampok prajurit Majapahit dan penguasa tanah yang pelit dan juga rumah ketemenggungan yang sebenarnya rumah ayahnya sendiri. Raden Said membagikan hasil mencuri atau merampok kepada rakyat yang sengsara dan sangat membutuhkan. Brandal Lokajaya menjadi perbincangan hangat diantara prajurit dan rakyat Majapahit. Bagi rakyat diketemenggungan merasa senang karena hadirnya pahlawan yang membantu meringankan kesengsaraan hidupnya namun dipihak ketemenggungan dan prajurit Majapahit sosok Brandal Lokajaya merupakan sosok yang harus segera ditumpas.

Berbagai cara dilakukan untuk menangkap Brandal Lokajaya termasuk menjebaknya. Diketemenggungan jebakan itu berhasil dan berhasil mengungkap sosok Brandal Lokajaya yang ternyata anak dari Temenggung sendiri yaitu Raden Said. Temenggung Wilatikta marah dan mengusirnya.
Saat dalam kesendiriannya dalam masa pengusiran tersebut, Raden Said bertemu Sunan Bonang. Raden Said berusaha merampok Sunan Bonang namun berhasil disadarkan oleh Sunan Bonang hingga akhirnya bertobat dan menjadi sunan setelah mempelajari berbagai pelajaran tentang islam yaitu menjadi Sunan Kalijaga karena pertemuan di sungai dan pernah menjaga tongkat Sunan Bonang yang ditancapkan ditepi sungai.
Sosok Sunan Kalijaga mampu merubah dirinya yang dahulu dikenal sebagai perampok menjadi sosok sunan dan pengajar ajaran islam setelah belajar banyak kepada para sunan. Sosok Sunan Kalijaga menjadi sunan yang cukup disegani dan juga sakti karena karomah yang dimilikinya. Sunan Kalijaga pernah menggunakan karomah dimiliki saat menghadapi sosok perampok yang berusaha merampok dirinya. Sunan Kalijaga bertempur dengan perampok tersebut namun sosok sunan hanya diam. Perampok melihat sunan diam menjadi kesempatan untuk menghajar sunan dengan menggunakan senjatanya namun tiba-tiba saat senjata itu mengenai diri sunan tiba-tiba sosok sunan berubah menjadi pohon dan kemudian muncul sunan dibelakan perampok tersebut. Saat perampok menebas sunan ternyata yang ditebas pohon juga hingga akhirnya perampok itu menyerah dan bertobat. Nama perampok tersebut adalah Ki Jaghana.
Sosok Sunan Kalijaga juga sosok sunan yang mampu menyadarkan Pandanaran atau Adipati Semarang yang bernama Mangkubumi. Sebenarnya sosok Mangkubumi atau Pandanaran merupakan sosok yang taat beragama dan dekat dengan rakyat namun namanya manusia terkadang tergelincir. Pandanaran juga pernah mengalami hal sama sifat awalnya yang terkenal baik namun berubah menjadi sosok yang suka mengumpulkan harta, kikir, dan sombong. Sunan Kalijaga yang mengenal Pandanaran terpanggil hatinya untuk merubah sifat Pandanaran tersebut. Sunan Kalijaga menyamar sebagai seorang penjual rumput dengan pakaian yang compang camping mendatangi Ki Ageng Pandanaran. Sunan Kalijaga yang menyamar tersebut menemui Ki Ageng Pandanaran dengan tujuan menawarkan rumput namun tidak menawarkan rumput langsung melainkan mengingatkan Pandanaran untuk bertobat hal itu mebuat Pandanaran marah dan mengusirnya. Dihari selanjutnya kejadian itu dilakukan sunan kembali dan diusir kembali. Hal itu dilakukan kembali dengan menyebut jangan sombong harta yang kamu miliki tidak ada seberapa dibanding hartaku. Perkataan tukang penjual rumput itu membuat Pandanaran menantangnya untuk membuktikan kebenarannya dan Sunan Kalijaga tersebut mencangkul tanah dan tanah cangkulannya berubah menjadi emas dan terus mencangkul hingga menjadi tumpukan emas hal itu menyadarkan Pandanaran dan Sunan Kalijaga selanjutkan menunjukan sosok aslinya sejak itu Pandaaran berubah tidak lagi sombong dan kikir dan hanya peduli harta. Pandanaran kemudian dikenal sebagai Sunan Bayat.
Sosok Sunan Kalijaga ternyata juga memiliki senjata yaitu Keris Kyai Carubuk, tongkat kalimasada, dan ontokusuma yaitu sejenis rompi dari kulit kambing. Berbicara tentang tongkat Kalimasada merupakan tongkat yang selalu dibawa oleh sunan. Tongkat ini berasal dari kayu yang didapatkan di Jepara. Sedangkan Keris Kyai Carubuk merupakan keris yang ditempa dengan api Merapen oleh empu yang bernama Empu Supa Mandagri. Dalam menempu besi hingga menjadi keris ada hal unik yang terjadi dimana hanya menempa dengan jari tangannya. Dalam politik, Sunan Kalijaga bersama dengan sunan lainnya berperan sebagai penasehat Sultan Patah dalam mengambil tindakan. Sunan Kalijaga juga merupakan sosok guru yang mengajarkan terhadap Jaka Tingkir yang mana Jaka Tingkir menjadi pribadi yang baik dan ramah hingga Jaka Tingkir menjadi sosok raja di Pajang. Sunan Kalijaga juga menjadi penasehat bagi muridnya yaitu Jaka Tingkir dalam memimpin Pajang.
Itulah sosok Sunan Kalijaga yang sebenarnya anak dari tumenggung namun berubah menjadi seorang pencuri dengan tujuan membantu warga. Sunan Kalijaga waktu itu masih dipanggil Raden Said atau Brandal Lokajaya bertobat mengakui kesalahannya bagaimanapun tujuan baik kalau caranya tidak baik maka akan membuat kebaikannya menjadi hal yang tidak baik.