
Apa arti dari
ungkapan Albert Einstein “Ilmu tanpa agama buta. Agama tanpa Ilmu lumpuh”
padahal Einstein sendiri adalah seorang penganut Panteisme? Pertama-tama
menurut saya, Einstein bukanlah seorang Panteis. Jika diartikan bahwa segala
sesuatunya pada jagad ini baik manusia, alam bahkan Tuhan mampu diringkas jadi
satu. Dan hakikat yang satu Itu adalah Tuhan.
Justru
sebaliknya ia percaya pada Tuhan yang transenden. Atau berada mengatasi dan
melampaui alam ini. Hanya saja ia tak percaya pada gambaran Tuhan yang
berpribadi seperti pada agama-agama yang mapan. Dimana ia mempunyai Nama,
Sifat, Perbuatan dan Kehendak atas Segala. Namun baginya Tuhan itu, berada di
balik alam yang “kebijaksanaan dan pancaran keindahanNya melukis alam dimana
membuat kita berpikir ada sosok yang agung dibalik segalanya berkata dengan
bahasa yang belum mampu kita mampu memahamiNya”.
Perkataan bahwa
“ilmu tanpa agama buta, agama tanpa ilmu lumpuh” itu dilatarbelakangi oleh
perlombaan pembuatan senjata bom atom antara AS dan Jerman kala itu yang
memuncaki Perang Dunia II. Posisi Einstein saat itu justru mendukung AS dengan
menyuratinya agar jangan sampai kalah dalam perlombaan stratetegis itu, Jika
tidak maka Jermanlah yang memenangkan PD II. Kendati ia mendukung penuh uspaya
itu dengan dibantu ilmuwan dan fisikawan Jerman yang sebagian hengkang ke AS,
tetap saja Einstein merasa getir pahit melihat dengan nuraninya bagaimana ilmu
digunakan untuk menusnahkan sesama umat manusia.
Sejenis
kegetiran yang sama dimiliki oleh Oppenheimer kala percobaan membuat bom
Hidrogen telah diujicobakan secara sukses. Lalu ia berkata tentang sesuatu
seperti menyesali hasil pekerjaannya. “Dunia kini tak lagi sama ” seraya
mengutip ujaran kitab suci dimana ia kini seperti menjadi dewa yang kuasa
menghancurkan kehidupan setelah kehidupan itu dicipta dan diberkati