x9iXyGPMXQeKKlpX8lac8UjwJ5Wv9XduLyNcwRkJ

Albert Einstein “Ilmu tanpa agama buta. Agama tanpa Ilmu lumpuh”

Albert Einstein “Ilmu tanpa agama buta. Agama tanpa Ilmu lumpuh”
Apa arti dari ungkapan Albert Einstein “Ilmu tanpa agama buta. Agama tanpa Ilmu lumpuh” padahal Einstein sendiri adalah seorang penganut Panteisme? Pertama-tama menurut saya, Einstein bukanlah seorang Panteis. Jika diartikan bahwa segala sesuatunya pada jagad ini baik manusia, alam bahkan Tuhan mampu diringkas jadi satu. Dan hakikat yang satu Itu adalah Tuhan.
Ingin Link Grup Whatsapp Anda Disini, Klik Contact Ya
Ingin Nambah Subscribe, Klik Contact Ya 

Ingin Nambah Follower IG, Klik Contact Ya
Justru sebaliknya ia percaya pada Tuhan yang transenden. Atau berada mengatasi dan melampaui alam ini. Hanya saja ia tak percaya pada gambaran Tuhan yang berpribadi seperti pada agama-agama yang mapan. Dimana ia mempunyai Nama, Sifat, Perbuatan dan Kehendak atas Segala. Namun baginya Tuhan itu, berada di balik alam yang “kebijaksanaan dan pancaran keindahanNya melukis alam dimana membuat kita berpikir ada sosok yang agung dibalik segalanya berkata dengan bahasa yang belum mampu kita mampu memahamiNya”.

Perkataan bahwa “ilmu tanpa agama buta, agama tanpa ilmu lumpuh” itu dilatarbelakangi oleh perlombaan pembuatan senjata bom atom antara AS dan Jerman kala itu yang memuncaki Perang Dunia II. Posisi Einstein saat itu justru mendukung AS dengan menyuratinya agar jangan sampai kalah dalam perlombaan stratetegis itu, Jika tidak maka Jermanlah yang memenangkan PD II. Kendati ia mendukung penuh uspaya itu dengan dibantu ilmuwan dan fisikawan Jerman yang sebagian hengkang ke AS, tetap saja Einstein merasa getir pahit melihat dengan nuraninya bagaimana ilmu digunakan untuk menusnahkan sesama umat manusia.

Sejenis kegetiran yang sama dimiliki oleh Oppenheimer kala percobaan membuat bom Hidrogen telah diujicobakan secara sukses. Lalu ia berkata tentang sesuatu seperti menyesali hasil pekerjaannya. “Dunia kini tak lagi sama ” seraya mengutip ujaran kitab suci dimana ia kini seperti menjadi dewa yang kuasa menghancurkan kehidupan setelah kehidupan itu dicipta dan diberkati