Friendster
(berasal dari/berpusat di California, AS) adalah suatu media sosial sebelum
Facebook dan Twitter yang sudah tidak aktif lagi dari sananya. Jadi,
penggunaannya di sini pun berakhir. Sempat ditawar oleh Google sebelum berhenti
menjadi medsos.
Kodak (berasal
dari/berpusat di New York, AS) adalah merek dagang produsen film fotografi dan
kamera film. Ketenarannya memudar seiring maraknya produksi kamera digital. Fujifilm (berasal dari/berpusat di
Tokyo, Jepang) merupakan merek dagang produsen film fotografi dan kamera film.
Seperti halnya Kodak, kejayaan Fujifilm meredup sejalan riuhnya produksi kamera
digital.
7-Eleven
(berasal dari/berpusat di Dallas, Texas, AS) adalah merek dagang convenience
store asal AS yang juga tumbuh berkembang di Jepang. Kegagalan Seven Eleven
(Sevel) Indonesia (yang dikelola oleh PT Modern Sevel Indonesia) disebabkan
oleh, antara lain pelarangan minuman beralkohol (yang sempat mereka jual),
penurunan jumlah pelanggan, kerugian karena pemasukan tidak mampu memenuhi biaya
operasional, kian banyaknya utang, ketatnya persaingan bisnis (dengan toko-toko
sejenis), dan gagalnya akuisisi oleh PT Charoen Pokphand Restu Indonesia
(CPRI).
Lawson (berasal
dari Ohio, AS, dan berpusat di Tokyo, Jepang) adalah merek dagang convenience store
asal AS yang diakuisisi oleh suatu perusahaan Jepang. Persaingan bisnis
antartoko serupa menggoyahkan Lawson. Lalu, PT Midi Utama Indonesia (yang
mengurus Alfamidi dan Alfaexpress) mengakuisisinya.
Panasonic
(berasal dari dan berpusat di Jepang) adalah produsen alat-alat elektronik.
Panasonic melakukan realisasi dengan menutup pabrik-pabrik lighting-nya karena
lampu busur (bohlam) kalah bersaing dengan lampu LED.
Toshiba (berasal
dari dan berpusat di Jepang) adalah produsen alat-alat elektronik Jepang yang
lainnya. Seperti halnya Panasonic, Toshiba menutup sebagian pabrik dan
merumahkan para karyawan. Bahkan, Toshiba sudah diakuisisi oleh Hong Kong
Skyworth Digital Holdings Co., Ltd.
Nokia (berasal
dari Finlandia) adalah pemimpin produsen telepon seluler sedunia pada masanya.
Masa kejayaannya berakhir sesuai perkembangan ponsel pintar. Microsoft
mengakuisisinya dan meneruskan produksi ponsel pintar dengan merek dagang
Microsoft Mobile. Namun, kepopulerannya tidak sebagus dahulu.
Sony Ericsson
(berpusat di Tokyo, Jepang) adalah produsen gabungan Sony (Jepang) dan Ericsson
(Swedia) berkualitas yang terkenal karena kualitas kameranya. Sayangnya,
berbagai produsen ponsel pintar menenggelamkan pamornya. Sebagai produsen
ponsel pintar, berubah nama menjadi Sony, tetapi masih belum dapat menyaingi
produsen-produsen yang lainnya.
The North Face® (berpusat di California, AS)
adalah merek dagang berbagai produk kegiatan mountaineering dan outdoor.
Persaingan dengan produsen-produsen sejenis, termasuk produsen-produsen karya
anak Bangsa, di Tanah Air membuatnya bertahan begitu sulit. Pasarnya ialah
masyarakat kelas menengah ke atas. Bahkan, alih-alih mendukung dan
memasyarakatkannya, kian banyaknya produsen industri rumahan mendompleng dan
membajak the North Face (TNF) justru mendegradasikan nilai dan citra TNF.