Mengapa jepang tak menjajah negara lain selain di benua Asia?

Alasan jepang tak menjajah negara lain selain di benua Asia
Mengapa Jepang di masa lalu hanya menjajah negara-negara sesama Asia seperti Indonesia, Tiongkok, dan Korea? Mengapa mereka tidak menjajah negara di benua lain saja?
Ingin Link Grup Whatsapp Anda Disini, Klik Contact Ya
Ingin Nambah Subscribe, Klik Contact Ya 

Ingin Nambah Follower IG, Klik Contact Ya
Menjajah bukan hal yang mudah dilakukan walaupun terlihat simpel dan merusak. Banyak hal yang diperhatikan suatu negara jika ingin menjajah. Dari faktor militer, geografi, sosial, SDA-SDM, ekonomi, sampai keadaan politik di masanya. Kalau suatu negara sudah mempertimbangkan keadaan tersebut, untung atau tidak, baru negara tersebut melakukan penjajahan.

+Militer : Jepang pasti akan menghindari konfrontasi langsung dengan negara-negara Eropa yang memiliki kekuatan dan pengalaman militer superior. Jepang akan memilih target invasi lebih mudah (Tiongkok dan Korea yang memiliki teknologi militer di bawah Jepang) dan mencari celah untuk menyerang kekuatan Eropa di Asia (Russo-Japanese War, PD1, PD2).

+Geografi : Jepang negara yang baru mengalami modernisasi sejak Restorasi Meiji (1868), sama seperti negara Eropa lain pasti ingin menguasai daerah lain, baik untuk kepentingan ekonomi maupin politik. Jepang juga tidak ingin sembarangan menyerang teritori terdekat yang sudah dimiliki negara besar lainnya (Asia Tenggara dan Selatan masih dikoloni Eropa) atau menyerang negara baru merdeka yang jauh seperti Amerika Selatan atau Arab Saudi, yang memerlukan logistik dan kekuatan militer besar ditambah perlawanan pasti akan besar dari bangsa yang baru merdeka. Daerah terdekat yang bisa menjadi target invasi Jepang adalah Dinasti Qing, Tiongkok dan Korea (Tributary State Qing). Asia Tenggara yang sudah dikuasai oleh Eropa juga menjadi target Jepang. Tetapi Jepang tidak bisa langsung menyerang negara besar, harus mengumpulkan kekuatan dengan menginvasi target yang lebih mudah. Tiongkok dan Korea yang tertinggal secara teknologi dari Jepang menjadi sasaran empuk Jepang. Dengan masuk koalisi Jerman saat PD2, Jepang yang sudah siap (sudah menguasai Manchiria, Qing dan Korea), memiliki alasan untuk mengambil Asia Tenggara tanpa perlindungan (negara-negara Eropa tidak dapat mempertahankan koloninya sementara, sibuk mempertahankan diri dari Jerman dan Italia di Eropa).

+Sosial : saat menjajah Jepang harus memikirkan kondisi sosial target jajahannya. Jepang harus memikirkan cara/doktrin yang tepat agar saat daerah tersebut dijajah, tidak ada pemberontakan yang tidak penting atau rasa tidak puas saat diperintah Jepang. Sebagai negara di Benua Asia, memiliki hubungan sosial/kekerabatan yang lebih dekat, Jepang bisa menggunakan alasan “Pembebas Asia” saat menjajah Asia Tenggara yang SDA dan SDM dikuras oleh kekuatan Eropa.

+SDA-SDM dan Ekonomi : Jepang akan memilih negara-negara terdekat yang memiliki SDA penting, SDM melimpah untuk kepentingan militer atau ekonomi. Berkonflik dengan negara besar Eropa, Jepang harus sudah siap dengan konsekuensi embargo. Jepang harus menguasai sendiri sumber SDA dan SDM tersebut untuk mempertahankan diri. Ditambah dengan faktor militer+geografi, Asia Tenggara, Tiongkok, dan Korea jadi target utama.

+Politik : ketidakstabilan politik Dinasti Qing dimanfaatkan Jepang, akibat pemberontakan besar (Pemberontakan Taiping dan Dungan), perjanjian perdagangan yang merugikan, dan kekalahan perang (Perang Opium) dimanfaatkan untuk merebut Manchuria dan Korea dari Qing. Selain itu politik Rusia yang tidak stabil di bawah Tsar Nicholas II, menambah target invasi Jepang. Dengan buruknya performa Rusia di Russo-Japanese War (1904–1905) semakin menjatuhkan nama Nicholas II dan mengangkat martabat Asia yang sebelumnya hanya dijadikan target jajahan Eropa. Politik di Asia Tenggara juga tidak stabil saat PD2, warga pribumi dari negara koloni Eropa yang ingin merdeka akan tetapi masih kalah dengan pasukan kolonial Eropa dimanfaatkan Jepang untuk menguasai Asia Tenggara. Jepang akan memanas-manasi pribumi untuk melakukan pemberontakan yang akan dibantu Jepang. Jepang akan “membebaskan” daerah tersebut dan akan menjanjikan kemerdekaan jika sudah terdesak.