Mengapa
Jepang di masa lalu hanya menjajah negara-negara sesama Asia seperti Indonesia,
Tiongkok, dan Korea? Mengapa mereka tidak menjajah negara di benua lain saja?
Menjajah bukan
hal yang mudah dilakukan walaupun terlihat simpel dan merusak. Banyak hal yang
diperhatikan suatu negara jika ingin menjajah. Dari faktor militer, geografi,
sosial, SDA-SDM, ekonomi, sampai keadaan politik di masanya. Kalau suatu negara
sudah mempertimbangkan keadaan tersebut, untung atau tidak, baru negara
tersebut melakukan penjajahan.
+Militer :
Jepang pasti akan menghindari konfrontasi langsung dengan negara-negara Eropa
yang memiliki kekuatan dan pengalaman militer superior. Jepang akan memilih
target invasi lebih mudah (Tiongkok dan Korea yang memiliki teknologi militer
di bawah Jepang) dan mencari celah untuk menyerang kekuatan Eropa di Asia
(Russo-Japanese War, PD1, PD2).
+Geografi :
Jepang negara yang baru mengalami modernisasi sejak Restorasi Meiji (1868),
sama seperti negara Eropa lain pasti ingin menguasai daerah lain, baik untuk
kepentingan ekonomi maupin politik. Jepang juga tidak ingin sembarangan
menyerang teritori terdekat yang sudah dimiliki negara besar lainnya (Asia
Tenggara dan Selatan masih dikoloni Eropa) atau menyerang negara baru merdeka
yang jauh seperti Amerika Selatan atau Arab Saudi, yang memerlukan logistik dan
kekuatan militer besar ditambah perlawanan pasti akan besar dari bangsa yang
baru merdeka. Daerah terdekat yang bisa menjadi target invasi Jepang adalah
Dinasti Qing, Tiongkok dan Korea (Tributary State Qing). Asia Tenggara yang
sudah dikuasai oleh Eropa juga menjadi target Jepang. Tetapi Jepang tidak bisa
langsung menyerang negara besar, harus mengumpulkan kekuatan dengan menginvasi
target yang lebih mudah. Tiongkok dan Korea yang tertinggal secara teknologi
dari Jepang menjadi sasaran empuk Jepang. Dengan masuk koalisi Jerman saat PD2,
Jepang yang sudah siap (sudah menguasai Manchiria, Qing dan Korea), memiliki
alasan untuk mengambil Asia Tenggara tanpa perlindungan (negara-negara Eropa
tidak dapat mempertahankan koloninya sementara, sibuk mempertahankan diri dari
Jerman dan Italia di Eropa).
+Sosial : saat
menjajah Jepang harus memikirkan kondisi sosial target jajahannya. Jepang harus
memikirkan cara/doktrin yang tepat agar saat daerah tersebut dijajah, tidak ada
pemberontakan yang tidak penting atau rasa tidak puas saat diperintah Jepang.
Sebagai negara di Benua Asia, memiliki hubungan sosial/kekerabatan yang lebih
dekat, Jepang bisa menggunakan alasan “Pembebas Asia” saat menjajah Asia
Tenggara yang SDA dan SDM dikuras oleh kekuatan Eropa.
+SDA-SDM dan
Ekonomi : Jepang akan memilih negara-negara terdekat yang memiliki SDA penting,
SDM melimpah untuk kepentingan militer atau ekonomi. Berkonflik dengan negara
besar Eropa, Jepang harus sudah siap dengan konsekuensi embargo. Jepang harus
menguasai sendiri sumber SDA dan SDM tersebut untuk mempertahankan diri.
Ditambah dengan faktor militer+geografi, Asia Tenggara, Tiongkok, dan Korea
jadi target utama.
+Politik :
ketidakstabilan politik Dinasti Qing dimanfaatkan Jepang, akibat pemberontakan
besar (Pemberontakan Taiping dan Dungan), perjanjian perdagangan yang
merugikan, dan kekalahan perang (Perang Opium) dimanfaatkan untuk merebut
Manchuria dan Korea dari Qing. Selain itu politik Rusia yang tidak stabil di
bawah Tsar Nicholas II, menambah target invasi Jepang. Dengan buruknya performa
Rusia di Russo-Japanese War (1904–1905) semakin menjatuhkan nama Nicholas II
dan mengangkat martabat Asia yang sebelumnya hanya dijadikan target jajahan
Eropa. Politik di Asia Tenggara juga tidak stabil saat PD2, warga pribumi dari
negara koloni Eropa yang ingin merdeka akan tetapi masih kalah dengan pasukan
kolonial Eropa dimanfaatkan Jepang untuk menguasai Asia Tenggara. Jepang akan
memanas-manasi pribumi untuk melakukan pemberontakan yang akan dibantu Jepang.
Jepang akan “membebaskan” daerah tersebut dan akan menjanjikan kemerdekaan jika
sudah terdesak.