x9iXyGPMXQeKKlpX8lac8UjwJ5Wv9XduLyNcwRkJ

Definisi Anak ADHD

Definisi Anak ADHD
Definisi Anak ADHD    
Ingin Link Grup Whatsapp Anda Disini, Klik Contact Ya
Ingin Nambah Subscribe, Klik Contact Ya 

Ingin Nambah Follower IG, Klik Contact Ya
ADHD  merupakan kependekan dari  attention  deficit hyperactivity disorder, (Attention  =  perhatian,  Deficit  =  berkurang,  Hyperactivity  =  hiperaktif,  dan Disorder  =  gangguan).  Atau  dalam  bahasa  Indonesia,  ADHD  berarti gangguan pemusatan perhatian disertai hiperaktif.

Secara umum ADHD menjelaskan kondisi anak-anak yang  memperlihatkan  simtom-simtom  (ciri  atau  gejala)  kurang  konsentrasi, hiperaktif,dan  impulsif  yang  dapat  menyebabkan  ketidakseimbangan  sebagian  besar aktivitas hidup mereka.

Kenyataannya,  ADHD  ini  tidak  selalu  disertai  dengan  gangguan  hiperaktif.  Oleh  karena  itu,  makna  istilah  ADHD  di  Indonesia,  lazimnya  diterjemahkan  menjadi  Gangguan  Pemusatan  Perhatian  dengan/tanpa  Hiperaktif  (GPP/H).  Anak  yang  mengalami  ADHD  atau  GPP/H  kerap  kali  tumpang  tindih  dengan  kondisi-kondisi  lainnya,  seperti  disleksia  (dyslexia),  dispraksia  (dyspraxsia),  gangguan  menentang  dan  melawan  (oppositional  defiant  disorder/ODD).

Selanjutnya pada tulisan ini akan digunakan istilah ADHD. ADHD merupakan suatu kelainan perkembangan yang terjadi pada masa anak dan dapat  berlangsung  sampai  masa  remaja.  Gangguan  perkembangan  tersebut  berbentuk suatu spektrum, sehingga tingkat kesulitannya  akan  berbeda dari  satu anak dengan anak yang  lainnya.

Tidak  terdapat  perbedaan  yang  mencolok  terutama  di  dalam  menghubungan istilah  ADHD  dengan  ciri-ciri  yang  muncul  berupa adanya  gangguan  pemusatan perhatian dan hiperaktif. Namun kenyataannya saat ini banyak para ahli dari berbagai disiplin ilmu yang  mempunyai  perhatian  terhadap  ADHD,  terutama  medis,  psikologi,  maupun pendidikan  yang  mengalami  kesulitan  untuk  menentukan  bahwa  seseorang dikatakan  sebagai  penyandang  ADHD.  Sebagai  contoh  tidak  mudah  untuk membedakan  penyandang  ADHD  ringan  dengan  anak  normal  yang  sedikit  lebih aktif dibanding anak yang lainnya.

Beberapa  tampilan  dari  gangguan  lain  dapat  mengaburkan  ciri  ADHD  dan beberapa  simtom  ADHD  dapat  terjadi  pada  diagnosa  gangguan  lainnya  (misalnya gangguan  spectrum  autistik  dan  obsessive  compulsive).  ADHD  biasanya  mulai timbul pada usia 3 tahun, namun pada umumnya baru terdeteksi setelah anak duduk di  sekolah  dasar,  dimana  situasi  belajar  yang  formal  menuntut  pola  perilaku  yang terkendali  termasuk  pemusatan  perhatian  dan  konsentrasi  yang  baik.

Ciri  utama adanya  kecenderungan  untuk  berpindah  dari  satu  kegiatan  kepada  kegiatan  lain tanpa  dapat  menyelesaikan  tugas  yang  diberikan,  tidak  dapat  konsentrasi  dengan baik  bila  mengerjakan  suatu  tugas  yang  menuntut  keterlibatan  kognitif,  serta tampak adanya aktivitas yang tidak beraturan, berlebihan, dan mengacau.

ADHD  memiliki  suatu  pola  yang  menetap  dari  kurangnya  perhatian  dan atau  hiperaktivitas,  yang  lebih  sering  dan  lebih  berat  bila  dibandingkan  dengan  anak  lain pada  taraf  perkembangan  yang  sama.  Biasanya  kondisi  ini  menetap  selama  masa bersekolah  dan  bahkan  sampai  usia  dewasa,  walaupun  sekitar  30-40%  dari  kelainan  ini lambat  laun  menunjukkan  perbaikan  dalam  perhatian  dan  kegiatannnya.

Biasanya didapatkan  ciri-ciri  ADHD ini pada dua atau lebih situasi yang berbeda seperti di rumah, di sekolah, dan di tempat kerja. Kondisi ini bila dibiarkan akan berdampak pada prestasinya  di  sekolah.  Anak  tidak  dapat  mencapai  hasil  yang  optimal  sesuai  dengan kemampuannya, ataupun mengalami kesulitan belajar. Akibat lain anak dapat tidak naik kelas  dan  cukup  besar  kemungkinan  untuk  drop  out  dari  sekolah  dengan  segala permasalahan yang akan timbul. Namun  demikian  anak  ADHD  selalu  memiliki  tiga  komponen ciri utama yang sama yaitu inattention, impulsivitas, dan hyperaktif.