Faktor yang Mempengaruhi ADHD

Ingin Link Grup Whatsapp Anda Disini, Klik Contact Ya
Ingin Nambah Subscribe, Klik Contact Ya
Ingin Nambah Follower IG, Klik Contact Ya
Penyebab ADHD telah banyak diteliti dan dipelajari tetapi belum ada
satu pun penyebab pasti yang tampak berlaku bagi semua gangguan yang ada.
Berbagai virus, zat-zat kimia berbahaya yang banyak dijumpai di lingkungan
sekitar, faktor genetika, masalah selama kehamilan atau kelahiran, atau apa
saja yang dapat menimbulkan kerusakan perkembangan otak, berperan penting
sebagai faktor penyebab ADHD ini.
Terdapat beberapa hal yang diduga menjadi penyebab terjadinya ADHD,
secara umum karena ketidakseimbangan kimiawi atau kekurangan zat kimia tertentu
di otak yang berfungsi untuk mengatur ‘perhatian dan aktivitas’ . Beberapa
penelitian menunjukan adanya kecenderungan faktor keturunan (herediter)
tetapi banyak pula penelitian yang menyebutkan bahwa faktor-faktor sosial dan
lingkunganlah yang lebih berperan.
Sebuah laporan yang ditulis pada tahun 1987 dalam Kongres Amerika
Serikat yang disiapkan oleh Inter-Agency
Committee of Learning Disabilities menerangkan, bahwa sebab-sebab ADHD ada
kaitannya dengan gangguan fungsi neurolois, khususnya gangguan di dalam
biokimia otak yang mencakup aspek neurologisdari neurotransmitter. Sayangnya,
para peneliti kurang mengerti dengan jelas tentang mekanisme khusus mengenai
bahan kimia neurotransmitter. Ternyata neurotransmitter dapat mempengaruhi
perhatian, pengendalian impuls, dan tingkat aktivitas anak. Namun untuk bahan
kajian lebih lanjut akan dikemukakan hasil penelitian Faron dkk, 2000, Kuntsi
dkk, 2000, Barkley, 20003 (dalam MIF Baihaqi & Mohamad sugiarmin PLB
2007 Sugiarmin, 2006), yang mengatakan bahwa terdapat faktor yang
berpengaruh terhadap munculnya ADHD , yaitu:
Faktor genetika
Bukti penelitian menyatakan bahwa faktor genetika merupakan faktor
penting dalam memunculkan tingkah laku ADHD. Satu pertiga dari anggota keluarga
ADHD memiliki gangguan, yaitu jika orang tua mengalami ADHD, maka anaknya beresiko ADHD sebesar 60 %.
Pada anak kembar, jika salah satu mengalami. ADHD, maka saudaranya 70-80 % juga
beresiko mengalami ADHD.
Pada studi gen
khusus beberapa penemuan menunjukkan bahwa molekul genetika gen-gen tertentu
dapat menyebabkan munculnya ADHD. Dengan demikian temuan-temun dari aspek keluarga,
anak kembar, dan gen-gen tertentu menyatakan bahwa ADHD ada kaitannya dengan
keturunan.
Faktor
neurobiologis
Beberapa dugaan dari penemuan tentang neurobiologis diantaranya
bahwa terdapat persamaan antara ciri-ciri yang muncul pada ADHD dengan yang
muncul pada kerusakan fungsi lobus prefrontal. Demikian juga penurunan kemampuan pada anak ADHD pada tes
neuropsikologis yang dihubungkan dengan fungsi lobus prefrontal. Temuan
melalui MRI (pemeriksaan otak dengan teknologi tinggi)menunjukan ada
ketidaknormalan pada bagian otak depan. Bagian ini meliputi korteks prefrontal
yang saling berhubungan dengan bagian dalam bawah korteks serebral secara
kolektif dikenal sebagai basal ganglia.
Bagian otak ini
berhubungan dengan atensi, fungsi eksekutif, penundaan respons, dan organisasi
respons. Kerusakan-kerusakan daerah ini memunculkan ciri-ciri yang serupa
dengan ciri-ciri pada ADHD. Informasi lain bahwa anak ADHD mempunyai korteks
prefrontal lebih kecil dibanding anak yang tidak ADHD.