Definisi
Anak dengan Hambatan Penglihatan
Ingin Link Grup Whatsapp Anda Disini, Klik Contact Ya
Ingin Nambah Subscribe, Klik Contact Ya
Ingin Nambah Follower IG, Klik Contact Ya
Para psikolog dan pendidik memprediksi antara 90 persen - 95 persen persepsi orang
awas berasal dari persepsi penglihatan. Pada saat penglihatan terganggu atau hilang
dapat mempengaruhi perilaku belajar
seseorang. Bila kelainan penglihatan terjadi cukup berat, anak yang
bersangkutan dalam proses pendidikannya memerlukan pelayanan secara
khusus. Meskipun demikian, seberapa besar pengaruh ketunanetraan
terhadap kehidupan seseorang masih belum diketahui secara jelas. Banyak pendapat ketunanetraan dapat menimbulkan karakteristik tertentu yang sering disebut sebagai karakteristikk tunanetra. Hal ini tidak seluruhnya benar karena efek ketunanetraan terhadap kepribadian seseorang
sangat
tergantung pada berat ringannya ketunanetraan dan saat terjadinya.
Menurut Lowenfeld akibat ketunanetraan menimbulkan
tiga
macam
keterbatasan
yaitu
(1) keterbatasan dalam
hal luas dan
variasi pengalaman, (2) keterbatasan dalam bergerak atau
mobilitas, dan
(3) keterbatasan berinteraksi dengan lingkungan. Keterbatasan tersebut dapat
disebabkan secara langsung maupun tidak langsung dari ketunanetraan.
Kebanyakan definisi ketunanetraan didasarkan pada akibat ketunanetraan itu sendiri pada penyandangnya.
Meskipun demikian dalam
tulisan ini
dikemukakan dua
definisi yaitu
definisi secara
medis
dan definisi pendidikan.
Definisi Medis
Definisi medis ini didasarkan pada ketajaman penglihatan
dan lantang pandangan.
Seseorang yang memiliki
ketajaman penglihatan (visus) 20/200 atau kurang tergolong buta. Sedangkan yang memiliki visus antara 20/70 tergolong
low
vision. Meskipun
seseorang
memiliki ketajaman penglihatan normal tetapi lantang pandangannya kurang dari 20 derajat juga tergolong buta. Karena difinisi medis ini semata-mata didasarkan pada
ketajaman penglihatan sering
ditemukan seseorang yang memiliki ketajaman penglihatan sama tetapi kemampuan
penggunaan penglihatannya berbeda. Di samping itu berdasarkan data statistik bahwa seseorang yang digolongkan buta
keadaan penglihatannya sangat beragam.
Definisi
Pendidikan
Penggolongan ketunanetraan berdasarkan media apa yang digunakan
untuk membaca dan menulis merupakan dasar dari definisi pendidikan. Seseorang yang belajar dengan menggunakan indera perabaan dan pendengaran digolongkan
sebagai buta.
Sedangkan seseorang yang masih bisa menggunakan sebagian penglihatannya
dikategorikan low vision. Biasanya seseorang yang mengalami low vision
menggunakan kacamata ataupun kaca pembesar sebagai alat bantu untuk melihat
sesuatu agar lebih jelas.