
Ingin Link Grup Whatsapp Anda Disini, Klik Contact Ya
Ingin Nambah Subscribe, Klik Contact Ya
Ingin Nambah Follower IG, Klik Contact Ya
Dampak ketunanetraan tidak hanya terhadap perkembangan
kognitif, tetapi juga berpengaruh pada perkembangan keterampilan akademis,
khususnya dalam bidang membaca dan menulis. Sebagai contoh, ketika anda membaca
atau menulis anda tidak perlu memperhatikan secara rinci bentuk huruf atau
kata, tetapi bagi tunanetra hal tersebut tidak bisa dilakukan karena ada
gangguan pada ketajaman penglihatannya.
Anak-anak seperti itu sebagai gantinya mempergunakan berbagai
alternatif media atau alat untuk membaca dan menulis, sesuai dengan
kebutuhannya masing-masing. Mereka mungkin mempergunakan braille atau huruf
cetak dengan berbagai alternatif ukuran. Dengan asesmen dan pembelajaran yang
sesuai, anak tunanetra tanpa kecacatan tambahan dapat mengembangkan kemampuan
membaca dan menulisnya seperti teman-teman lainnya yang dapat melihat.
Menurut
Tillman & Obsorg (1969), ada beberapa perbedaan antara karakteristik anak
yang mengalami ketunanetraan alam aspek akademis antara anak tunanetra dan anak
awas yaitu:
a.
Anak-anak tunanetra menyimpan
pengalaman-pengalaman khusus seperti anak awas, tetapi pengalaman-pengalaman
tersebut kurang terintegrasikan.
b.
Anak-anak tunanetra mendapat angka
yang hampir sama dengan anak awas dalam hal berhitung, informasi, dan kosa
kata, tetapi kurang baik dalam hal pemahaman (comprehension) dan persamaan.
c.
Kosa kata anak-anak tunanetra
cenderung merupakan kata-kata yang definitif, sedangkan anak awas menggunakan
arti yang lebih luas. Contoh, bagi anak tunanetra kata malam berarti gelap atau
hitam, sedangkan bagi anak awas, kata malam mempunyai makna cukup luas, seperti
malam penuh bintang atau malam yang indah dengan sinar purnama.
Study yang dilakukan oleh Kephart & Schwartz (1974),
juga menunjukkan bahwa anak-anak yang mengalami gangguan penglihatan yang berat
cenderung memperoleh kemampuan berkomunikasi secara lisan, dan mampu
berprestasi, seperti anak awas (ada beberapa tes standar). Di lain pihak
kemampuan mereka untuk memproses informasi sering berakhir dengan pengertian
yang terpecah-pecah atau kurang terintegrasi, sekalipun dalam konsep yang
sederhana.
Dengan
demikian, berbagai pendapat diatas menunjukkan bahwa ketunanetraan dapat
mempengaruhi prestasi akademik para penyandangnya. Disamping itu peningkatan
dalam penggunaan media pembelajaran yang bersifat auditory dan taktil dapat
mengurangi hambatan dalam kegiatan akademik siswa. Disamping itu pendengaran
merupakan indra mereka yang dapat digunakan untuk mencapai kesuksesan.
Kesuksesan yang mereka peroleh karena mereka mempunyai bakat (talented) dalam
bidang musik.