x9iXyGPMXQeKKlpX8lac8UjwJ5Wv9XduLyNcwRkJ

Terminologi Anak ADHD

Terminologi Anak ADHD
Ingin Link Grup Whatsapp Anda Disini, Klik Contact Ya
Ingin Nambah Subscribe, Klik Contact Ya 

Ingin Nambah Follower IG, Klik Contact Ya
Terminologi Anak ADHD
ADHD sebelumnya disebut sebagai gangguan pemusatan perhatian (Attention Deficit Disorder = ADD). Namun sering terjadi hiperaktivitas pada anak-anak ADD, sehingga menyebabkan perubahan terminologi menjadi ADHD. Istilah ADHD cenderung belum dikenal secara luas dan mungkin merupakan istilah baru, tetapi anak yang memperlihatkan perilaku over aktif dan tidak terkendali telah terjadi sejak lama.

ADHD pertama kali ditemukan pada 1902 oleh seorang dokter Inggris, Profesor George F. Still, di dalam penelitiannya terhadap sekelompok anak yang menunjukkan suatu "ketidakmampuan abnormal untuk memusatkan perhatian, gelisah, dan resah'." la menemukan, bahwa anak-anak tersebut memiliki kekurangan yang serius 'dalam hal kemauan' yang berasal dari bawaan biologis. Anggapannya, bahwa gangguan tersebut disebabkan oleh sesuatu 'di dalam' diri anak dan bukan karena faktor-faktor lingkungan.

Pendapat lain menyatakan, bahwa ADHD disebabkan oleh epidemi encephalitis (peradangan otak) yang menyebar ke seluruh dunia yang terjadi sejak 1917-1926. Bagi banyak anak yang bertahan hidup, hal itu dapat menimbulkan berbagai masalah perilaku, termasuk mudah marah, perhatian yang lemah,dan hiperaktif. Anak-anak yang mengalami trauma kelahiran, luka di bagian otak, atau mengalami keracunan memperlihatkan masalah tingkah laku yang diberi nama 'brain injured child syndrome' yang terkadang dikaitkan dengan terbelakang mental.


Tahun 40 dan 50-an, label ini diterapkan untuk anak-anak yang memperlihatkan perilaku serupa, tetapi pada diri mereka tidak ditemukan kerusakan otak, dan memunculkan istilah 'minimal brain damage' disingkat MBD atau 'kerusakan otak minimal' dan 'minimal brain dysfunction' atau 'disfungsi minimal otak' disingkat DMO (Strauss dan Lehtinen, 1986). Istilah-istilah ini membuka jalan bagi orang-orang untuk menandai masalah tingkah laku yang disebabkan oleh kerusakan fisik (Schachar, 1986). Meskipun luka otak tertentu dapat menjelaskan beberapa kasus ADHD, teori kerusakan otak ternyata tidak banyak diterima karena hanya dapat menjelaskan sedikit kasus (Rie, 1980).

Anggapan ini mendapat dukungan lebih jauh dari penemuan yang  dilakukan oleh Bradley pada 1937, bahwa psycho stimulan amphetamine dapat mengurangi tingkat hiperaktivitas dan masalah perilaku. Akibatnya, istilah 'kerusakan otak minimal' atau 'disfungsi otak minimal’ (minimal brain dysfunction) hanya digunakan sampai akhir tahun 50-an. Dalam hal ini, tekanan bergeser dari etiologi menuju ungkapan perilaku, dan hiperaktivitas menjadi ciri yang menentukan. Proses menganalisis gejala-gejalanya sebagai cara menjelaskan sindrom tersebut diperkuat oleh sejumlah peneliti yang berpengaruh. Mereka menganggap bahwa 'perhatian' menjadi ciri kunci kondisi ADHD tersebut, bukan hiperaktivitas. Akibatnya, 'perhatian' menjadi kata kuncinya.

Di akhir tahun 50-an itulah, ADHD disebut hiperkinesis yang biasanya ditujukan terhadap lemahnya penyaringan stimuli (rangsang) yang masuk ke dalam otak (Laufer,Denhoff,dan Solomons,1957). Pandangan ini membawa pada definisi sindrom anak hiperaktif, dimana gerak yang berlebih digambarkan sebagai ciri utama ADHD (Chess, 1960). Namun, tidak lama berselang, bahwa hiperaktif bukanlah satu-satunya masalah, yaitu kegagalan anak mengatur aktivitas gerak yang selaras dengan situasi. Dalam DSM II (1968) ADHD disebut sebagai “Reaksi Hyperkinetic Childhood”.

Tahun 70-an, ada pendapat bahwa selain hiperaktif, rendahnya perhatian dan kontrol gerak juga merupakan simtom utama ADHD (Douglas, 1972). Teori ini banyak diterima dan mempunyai pengaruh yang kuat terhadap Diagnostic and Statistical Manual (DSM) dalam menggunakan definisi ADHD. Dalam DSM III dikenal istilah ADD (Attention Deficit Disorder) yang kemudian berubah menjadi ADHD (Attention Deficit Hyperaktivity Disorder) pada tahun 1987.

Dalam perkembangannya, setelah dilakukan usaha untuk merumuskan kembali ADHD yang berulang-ulang sampai menghasilkan klasifikasi ragam gangguan, sekarang dapat dibaca pada edisi keempat (edisi terakhir) dari American Psychiatric Association (DSM IV) yang terbit pada 1994 dan revisi terakhir pada tahun 2005.