x9iXyGPMXQeKKlpX8lac8UjwJ5Wv9XduLyNcwRkJ

Dampak Perkembangan Sosial Anak Kesulitan Belajar Spesifik

Dampak Perkembangan Sosial Anak Kesulitan Belajar Spesifik
Dampak Perkembangan Sosial Anak Kesulitan Belajar Spesifik
Ingin Link Grup Whatsapp Anda Disini, Klik Contact Ya
Ingin Nambah Subscribe, Klik Contact Ya 

Ingin Nambah Follower IG, Klik Contact Ya
Anak yang mengalami kesulitan belajar  terkadang memiliki keunggulan-keunggulan tertentu sebagai pengaruh dari keunggulan intelektualnya, namun secara umum juga dihadapkan pada berbagai masalah antara lain: (1) kurang mampu menyesuaikan diri; (2) hiperaktif, ditunjukkan dengan perilakunya yang tidak bisa diam, sulit diatur, dan kurang pengendalian diri; (3) Kurang matang dalam mengambil keputusan yang ditunjukkan dengan sikapnya yang ingin menang sendiri, terburu-buru, kurang perhitungan, dan tidak sabaran, (4) kurang mampu memusatkan perhatian dalam jangka waktu yang relatif lama.(5) Dalam rutinitas sehari-hari mereka kurang mampu berinteraksi dengan lingkungan, keluarga, maupun orang-orang disekitarnya.
Anak yang mengalami kesulitan belajar spesifik mendapatkan berbagai  masalah  emosi  dan  perilaku  juga  muncul  sebagai  dampak  dari  kegagalan akademik yang terus berulang dan seperti lingkaran permasalahan yang tidak kunjung usai.Licht (Smith, 1998) mengemukakan bahwa kegagalan yang sering dialami oleh anak dengan kesulitan belajar mengarah pada perilaku adaptasi yang salah. Mereka sering bersikap agresif dan mempunyai perilaku negatif secara verbal maupun non verbal (McConaughly, Mattison, & Peterson, 1994; Sigafoos, 1995, dalam Pavri & Luftig) dan juga merusak atau menarik diri (Clare  &  Leach,  1991;  McIntosh,  Vaughn,  &  Zaragosa,  1991  dalam  Pavri  &  Luftig).  Hal tersebut  menyebabkan  mereka  mengalami  kesulitan  interaksi  sosial  dan  cenderung  ditolak oleh teman-teman (Farmer & Rodkin, 1996; Nabasoku & Smith, 1993 dalam Pavri & Luftig).

Berbagai  permasalahan  perilaku  dan  kesulitan  belajar  muncul  sebagai  rangkaian masalah yang saling terkait satu sama lain. Disamping itu, motivasi belajar yang rendah juga muncul  dalam  rangkaian  masalah  tersebut.  Pada  anak  dengan  hambatan  membaca maka  ia akan mempunyai kecenderungan untuk enggan dan bahkan menolak untuk belajar membaca.

Terdapat 2 karakteristik sosial-emosional anak berkesulitan belajar ialah: kelabilan emosional dan ke-impulsif-an. Kelabilan emosional ditunjukakan oleh sering berubahnya suasana hati dan temperamen. Ke-impulsif-an merujuk kepada lemahnya pengendalian terhadap dorongan-dorongan untuk berbuat sesuatu.

Seperti diungkapkan diatas bahwa karakteristik anak berkesulitan belajar tidak akan berlaku universal bagi seluruh anak tersebut karena setiap kesulitan belajar yang spesifik memiliki gejala dan karakteristik tersendiri.