Fungsi Syaraf Intelektual dan Interaksi Sosial Anak Autism

Ingin Link Grup Whatsapp Anda Disini, Klik Contact Ya
Ingin Nambah Subscribe, Klik Contact Ya
Ingin Nambah Follower IG, Klik Contact Ya
Secara umum, anak autism mengalami kelainan dalam berbicara. Mereka juga
mengalami gangguan pada kemampuan intelektual serta fungsi syaraf. Hal ini
terlihat dengan adanya keganjilan perilaku dan ketidak mampuan berinteraksi
dengan lingkungan masyarakat sekelilingnya.
Kebanyakan anak autistik mengalami keterbelakangan mental meskipun
beragam bentuknya. Sekitar 40 % anak yang tergolong dalam autistik ini
mempunyai IQ 50 (Persatuan Psikiatri
Amerika, 1980). Kurang lebih 10% nilai yang diperoleh dalam tes-tes
inteligensi yang bersifat non verbal.
Suatu studi menemukan bahwa anak golongan ini rendah kecakapannya
terhadap benda-benda abstrak atau simbolik, namun saat menghafal tanpa berfikir
memorinya bagus sekali. Dia juga akan dapat memecahkan himpunan teka-teki yang
kompleks atau rumit, dan mengalikan bilangan seperti kalkulator sakunya, dan ia
pun mampu membaca koran dengan penuh perasaan, tetapi tanpa dibarengi dengan
pengertian terhadap apa yang telah ia baca.
Data yang ada menunjukan bahwa ketidakmampuan intelektual seringkali
akibat dari kekurang sempurnaan fungsi syaraf otaknya. Selanjutnya Rutter &
Schopler di tahun 1978, mengungkapkan bahwa 20 % dari anak-anak autism
mengalami ketidaksadaran. Oleh karena itu, electro
encephalogram selalu dipergunakan terhadap sebagian besar mereka. Alat komputer
untuk mengkur kemampuan otak yang dikenal dengan nama Computerized Brain Scain menunjukkan fakta bahwa mereka banyak
mengidap astrophy, yakni terhentinya
pertumbuhan, yang nampak pada daerah sekitar otak, sedangkan kemampuan dalam
gerak yang menggunakan otot-otot besar biasanya tidak mengalami kerusakan,
dapat dikatakan masih sempurna.
Karakteristik yang sangat menonjol pada anak-anak autistik ini adalah
terisolasinya dia dari lungkungan hidupnya. Anak autistik akan terlihat tidak
ceria dalam hidupnya, seperti layaknya anak-anak yang seusianya, yang masih
gemar bermain-main. Mereka tidak pernah menaruh perhatian atau menaruh
keinginan untuk menghargai perasaan orang lain. Anak autistik ini akan selalu
menghindar dari orang-orang disekitarnya, sekalipun itu saudaranya sendiri.
dengan kata lain, kehidupan sosial anak-anak autistik selalu aneh dan
kelihatannya seperti orang yang selalu sakit (Rutter & Schopler, 1978; Schwartz & Johnson, 1981).
Post a Comment