Identifikasi
Autism
Ingin Link Grup Whatsapp Anda Disini, Klik Contact Ya
Ingin Nambah Subscribe, Klik Contact Ya
Ingin Nambah Follower IG, Klik Contact Ya
Pada
artikel sebelumnya telah dibahas mengenai “mengenali anak autistik”. Nah, pada
kesempatan kali ini, akan dibahas mengenai identifikasi Autism. Orang yang
pertama kali mengungkapkan adanya bayi mengidap autism adalah Loe Kanner pada
nimah sakit John Hopkins di tahun
1943. Dia mengidentifikasi kelompok anak ini terhadap gejala yang menyebabkan
mereka terisolir dari lingkungan sekitarnya yaitu mereka tidak mampu berbicara
secara normal, bahkan tidak dapat bicara. Namun gejala autism ini tidak
berkaitan dengan keturunannya. Pada umumnya mereka jarang mengenali orang
sebagai objek melalui kontak matanya. Mereka tidak peduli terhadap masyarakat
sekitarnya karena tidak ada perhatian sedikitpun pada alam sekitarnya. Mereka
asyik berjuntai pada kursi yang mereka duduki tanpa merasa terganggu pada
keadaan sekelilingnya.
Kecenderungan
dirinya untuk berprilaku “asyik sendiri” dan berprilaku “menyakiti dirinya”
akan terlihat manakala mereka misalnya sedang bergoyang-goyang dikursi, yang
menunjukkan dirinya acuh terhadap
perintah maupun suara yang akan datang pada dirinya, dan sekali-kali
membenturkan kepalanya pada kursi yang diduduki agar terus dapat bergoyang. Keasyikan
mereka “dalam bermain didunianya sendiri” akan terjadi berulang-ulang dan terus
menerus sambil mereka mempermainkan sebuah boneka atau benda-benda lain yang
disukainya. Dokter Kanner menyatakan
bahwa mereka termasuk ke dalam kelompok “anak yang berjalan Autism”.
Sejak
adanya identifikasi suatu sindrom secara khusus, maka terjadilah evolusi dalam
cara menanggapi terhadap gejala autism ini. Dalam tahun 1950 an perhatian aspek
psikologi dari kehidupan anak autism mendapat perhatian yang penuh, banyak
permasalahan yang timbul dan memerlukan perhatian yang penuh dari orangtua
mereka.
Dewasa
ini, autism sudah dikenal sebagai kelainan yang disebabkan adanya hambatan pada
ketidakmampuan berbahasa yang diakibatkan oleh kerusakan pada otak. Gejala penyandang
autism menurut Delay & Deinaker (1953)
dan Marholin & Philips (1976)
dapat disimpulkan sebagai berikut: Senang tidur bermalas-malasan atau duduk
menyendiri dengan tampang acuh, muka pucat, dan mata sayu mememandang ke bawah;
selalu diam sepanjang waktu; jika ada pertanyaan terhadapnya, jawabannya sangat
pelan sekali dengan nada monoton; tidak pernah bertanya, tidak menunjukan rasa
takut, tidak menyenangi sekelilingnya; tidak tampak ceria; serta tidak peduli
terhadap lingkungannya, kecuali pada benda yang disukainya seperti boneka.