Timor Timur Merdeka, (Benny Moerdani) Sepatu Jenderal Melayang ke TV
Dia adalah aktor utama yang merancang dan “bidan” yang menolong
kelahiran propinsi Timor Timur, propinsi termuda di Indonesia pada masa dulunya
namun kini telah memisahkan diri sebagai negara Timor Leste.
Leonardus
Benjamin Moerdani (dikenal LB Moerdani atau “Benny Moerdani) adalah mantan
Panglima ABRI pada era Presiden Soeharto yang menjadi otak dari bergabungnya
Timor Timur kepangkuan negara Indonesia setelah ratusan tahun berada dibawah
jajahan Portugal.
Ingin Link Grup Whatsapp Anda Disini, Klik Contact Ya
Ingin Nambah Subscribe, Klik Contact Ya
Ingin Nambah Follower IG, Klik Contact Ya
Menjabat sebagai Asisten Intelijen Departemen Pertahanan dan
Keamanan di tahun 1974 , melalui operasi intelijen dan operasi militer yang
susah payah dirancangnya, Timor Timur berhasil direbutnya.
Tak mudah,
karena sejak awal di Timor Timur terjadi kekacauan karena pertentangan antara
kelompok yang menginginkan kemerdekaan penuh dan berdiri sendiri , kelompok
yang ingin tetap menjadi koloni Portugal, serta kelompok yang menginginkan
bergabung dengan Indonesia.
Fretilin adalah kelompok yang ingin merdeka penuh, sementara UDT
tetap menginginkan sebagai bagian dari koloni Portugal. Di sisi lain Apodeti
dan KOTI menginginkan bergabung dengan Indonesia.
Pertentangan
antar kelompok ini memanas, hingga menimbulkan pergolakan di tanah Timor Leste
hingga dikhawatirkan timbul pertumpahan darah yang lebih buruk.
Kondisi di Timor ini mengkhawatirkan bagi Indonesia, sebab dapat
membahayakan keamanan perbatasan Nusa Tenggara Timur dan dikhawatirkan
kekacauan ini dimanfaatkan oleh negara Uni Soviet untuk menanamkan paham
komunis melalui Fretilin untuk menguasai Timor-Timur.
Maka, sebelum
Timor-Timur berubah menjadi komunis, atas restu dari Presiden Soeharto, Benny
Moerdani memutuskan untuk menggelar operasi intelijen dan Militer untuk
memperkuat kedudukan kelompok yang pro-integrasi dengan Indonesia.
Minggu, 7 Desember 1975 pukul 05.45 pagi, sembilan pesawat
Hercules C-130 menurunkan 900 orang prajurit penerjun dari grup 1 Kopassandha
dan Brigade Infanteri 18 Kostrad. Penerjunan ini disambut dengan tembakkan oleh
milisi Fretilin dan Tropas.
Dilepas pantai
Dili, enam kapal perang Indonesia bersiaga dan menurunkan belasan tank, panser
dan satu divisi marinir memasuki kota Dili. Pukul 12.30 WIB, Kota Dili berhasil
direbut dan merah putih berkibar disana untuk pertama kali.
Operasi militer yang diberi nama Operasi Seroja itu menewaskan 35
orang prajurit TNI di hari Pertama itu. Hingga operasi militer berakhir di
bulan November 1979, total 247 orang prajurit Kostrad yang gugur.
Maka, tak salah
jika pada akhirnya ketika Timor Timur terlepas dan merdeka memisahkan diri dari
Indonesia setelah kekalahan pihak Pro Integrasi dalam referendum di tahun 1999
di zaman pemerintahan Presiden BJ Habibie, Benny Moerdani marah besar.
Ia yang saat itu bukan siapa-siapa lagi dan tak lagi berada di
pusat kekuasaan setelah dipensiunkan sebagai Panglima ABRI oleh Presiden
Soeharto sebelum lengsernya, hanya bisa memendam rasa marah dan kecewa.
Menurut Robby
Sumampouw, pengusaha yang dekat dengan Benny semasa membangun perekonomian
Timor-timur dimasa awal integrasi, Benny begitu murka tatkala pertama kali mendengar
berita lepasnya Timor Timur dari genggaman Indonesia.
Menurut Robby,
Benny teramat marah hingga sampai menimpuk televisi dengan sepatunya.
Brak...!!, sepatu melayang kearah televisi yang sedang menyala menayangkan
berita lepas dan merdekanya Timor-Timur.
“Tahu-tahu TV-nya sudah
rusak”, kata Robby