x9iXyGPMXQeKKlpX8lac8UjwJ5Wv9XduLyNcwRkJ

Sunan Muria sang Wali Allah Sakti

Sunan Muria sang Wali Allah Sakti
Seperti yang diketahui bersama, para wali songo, penyebar agama Islam di tanah Jawa, memiliki beberapa kesaktian atau biasa disebut karomah. Nah di antara mereka semua, siapakah yang paling sakti?
Ingin Link Grup Whatsapp Anda Disini, Klik Contact Ya
Ingin Nambah Subscribe, Klik Contact Ya 

Ingin Nambah Follower IG, Klik Contact Ya
Sunan Muria digadang gadang sebagai Sunan Wali Songo Paling Sakti. Hal ini terbukti dengan letak padepokannya yang terletak diatas gunung. Bahkan jarak antara kaki undag-undagan atau tangga dari bawah bukit sampai kemakam Sunan Muria (tidak kurang dari750 M). Sunan Muria dilahirkan dengan nama Raden Umar Said atau Raden Said. Menurut riwayat, beliau adalah putra dari Sunan Kalijaga dengan Dewi Saroh.
Berbeda dengan sang ayah yang lebih sering berdakwah di pusat kota, Sunan Muria memilih lereng Gunung Muria sebagai tempat berdakwahnya. Inilah yang menyebabkan Sunan Muria mendapatkan namanya. Di lereng Gunung Muria itu Sunan Muria mendirikan pesantren dan mulai menyebarkan dakwah kepada penduduk sekitar yang berprofesi sebagai pedagang, nelayan, petani, dan rakyat jelata. Di tempat yang terletak 18 km dari kota Kudus ini, Sunan Muria rajin menyebarkan ajaran Islam.
Bukan tanpa alasan, ia memilih lereng gunung sebagai tempat dakwahnya. Sunan Muria memiliki watak suka menyendiri dan bertempat tinggal di desa, berbaur dengan rakyat jelata, hal itulah yang membuat Sunan Muria memilih untuk “menyepi” dari keramaian. Sikapnya yang ramah dan toleran membuat Sunan Muria mudah diterima oleh rakyat kebanyakan.
Bukti lain bahwa Sunan Muria adalah sunan Wali Songo paling sakti adalah kisah Pernikahannya dengan Dewi Roroyono. Dewi Roroyono adalah putri dari Ki Ageng Ngerang. Sunan Ngerang sendiri adalah seorang ulama yang disegani masyarakat karena ketinggian ilmunya. Demikian saktinya Ki Ageng Ngerang ini sehingga Sunan Muria dan Sunan Kudus sampai-sampai berguru kepada beliau.
Dalam rangka merayakan hari jadi putrinya itulah Ki Ageng Ngerang mengundang seluruh muridnya termasuk Sunan Muria dan Sunan Kudus. Putri Ki Ageng Ngerang yang bernama Dewi Roroyono terkenal dengan kecantikannya, bahkan pria manapun sulit menundukkan pandangan ketika Dewi Roroyono lewat. Pada malam harinya, Dewi Roroyono diculik oleh seorang adipati yang menjadi tamu dan juga pernah berguru dengan Ki Ageng Ngerang malam itu.
Akhirnya Ki Ageng Ngerang membuat sayembara, barangsiapa yang dapat mengembalikan Dewi Roroyono maka berhak menikahinya. Akhirnya Sunan Muria menang sayembara tersebut dan menikah dengan Dewi Roroyono. Dari hasil pernikahannya itu, Sunan Muria memiliki putra bernama Pangeran Santri atau Sunan Ngadilungu.
Kemampuan agama Sunan Muria pun dianggap seimbang dengan pengetahuan tentang adat istiadat dan sosial. Sunan Muria berdakwah lewat kesenian, kursus, dan mengajarkan keterampilan. Sunan Muria sangat mencintai kesenian sejak kecil, begitu pun masyarakat sekitar lereng Gunung Muria, sangat kental dengan kesenian. Lewat persamaan ini, Sunan Muria memasukkan unsur Islam dalam berkesenian.
Sunan Muria-lah yang mempertahankan tetap berlangsungnya gamelan sebagai media dakwah. Selain memasukkan nuansa Islam dalam bermain gamelan dengan tembang, Sunan Muria pun sering membuat tembang-tembang Jawa untuk memperkuat ingatan masyarakat akan nilai-nilai Islam. Keahlian Sunan Muria ditunjukkan dengan menciptakan Sinom dan Kinanti, salah satu karyanya yang terkenal adalah Sinom Parijotho.
Selain itu sikap toleransi yang tinggi juga menjadi nilai tambah bagi Sunan Muria. Seperti tindakan Sunan Muria dan Sunan Kudus sewaktu hendak merangkul masyarakat Hindu. Beliau sengaja membangun Menara yang mirip Kuil Hindu, lalu disamping menara itu ditambahkan lembu.
Menurut kepercayaan Hindu, Lembu adalah binatang suci yang dikeramatkan. Bagi Sunan Kudus hal itu hanya taktik atu strategi saja. Lembu ya tetap lembu. Dengan cara itu banyak orang Hindumenyangka Sunan Kudus itu menghormati Tuhannya orang Hindu.
Mereka seringkali melihat Menara yang indah, juga sering mendengarkan Sunan Kudus menembangkan lagu Mijil, bila mereka sudah berkumpul Sunan Kudus memberikan selingan ceramah agama.
Sunan Muria dimakamkan di Desa Colo dan memiliki perbedaan yang unik dengan makam para wali lainnya. Sesuai dengan wataknya yang suka menyendiri, makam Sunan Muria pun terlihat menyendiri.
Makam Sunan Muria terletak pada ketinggian 600 meter dari permukaan laut, lokasinya yang terjal tidak membuat para peziarah mengurungkan niatnya untuk mengunjungi makam Sunan Muria. Jika ingin berziarah ke makam Sunan Muria, siapkan fisik, ya, untuk melewati sekitar 700 undakan mulai dari pintu gerbang.