Karakteristik Tunanetra dalam Aspek Fisik atau Sensoris dan Motorik atau Perilaku
Karakteristik Tunanetra dalam Aspek
Fisik atau Sensoris dan Motorik atau Perilaku
Ingin Link Grup Whatsapp Anda Disini, Klik Contact Ya
Ingin Nambah Subscribe, Klik Contact Ya
Ingin Nambah Follower IG, Klik Contact Ya
Aspek
fisik dan sensori
Dilihat secara fisik, akan mudah ditentukan bahwa orang
tersebut mengalami tunanetra. Hal tersebut dapat dilihat dari kondisi matanya
dan sikap tubuhnya yang kurang ajeg serta agak kaku. Pada umumnya kondisi mata
tunanetra dapat dengan jelas dibedakan dengan mata orang awas. Mata orang
tunanetra ada yang terlihat putih semua, tidak ada bola matanya atau bola
matanya agak menonjol keluar. Namun ada juga yang secara anatomis matanya,
seperti orang awas sehingga kadang-kadang kita ragu kalau dia itu seorang
tunanetra, tetapi kalau ia sudah bergerak atau berjalan akan tampak bahwa ia
tunanetra.
Dalam segi indra, umumnya anak tunanetra menunjukkan
kepekaan yang lebih baik ada indra pendengaran dan perabaan dibanding anak
awas. Namun kepekaan tersebut tidak diperolehnya secara otomatis, melainkan
melalui proses latihan.
Aspek Motorik/Perilaku
Ditinjau dari aspek motorik/perilaku anak tunanetra
menunjukkan karakteristik sebagai berikut:
Gerakannya agak kaku dan kurang fleksibel, oleh karena keterbatasan penglihatannya anak tunanetra
tidak bebas bergerak, seperti halnya anak awas. Dalam melakukan aktivitas
motorik, seperti jalan, berlari atau melompat, cenderung menampakkan gerakan
yang kaku dan kurang fleksibel.
Perilaku stereotipee (stereotypic behavior), sebagian anak tunanetra ada yang suka mengulang-ngulang
gerakan tertentu, seperti mengedip-ngedipkan atau menggosok-gosok matanya
dengan jari. Perilaku seperti itu disebut perilaku stereotipee (stereotypic
behavior). Perilaku stereotipe lainnya adalah menepuk-nepuk tangan.
Disamping karakteristik diatas, berikut ini akan
dikemukakan aktivitas-aktivitas motorik yang sering ditunjukkan oleh anak
kurang lihat (low vision) yaitu selalu melihat suatu benda dengan memfokuskan
pada titik-titik benda. Dengan mengerutkan dahi, ia mencoba melihat benda yang
ada di sekitarnya. Memiringkan kepala apabila akan memulai melakukan suatu
pekerjaan. Hal itu dilakukan untuk mencoba menyesuaikan cahaya yang ada dan
daya lihatnya. Sisa penglihatannya mampu mengikuti gerak benda. Apabila ada benda
bergerak di depannya, ia akan mengikuti arah gerak benda tersebut sampai benda
tersebut tidak tampak lagi didekatnya.