Ciri-ciri dan Klasifikasi Anak
dengan Hambatan Pendengaran

Ciri-ciri anak dengan
hambatan pendengaran, yaitu:
Dalam segi fisik
Cara berjalan anak dengan hambatan
pendengaran kaku dan anak membungkuk, hal ini disebabkan terutama terhadap alat
pendengaran. Gerakan matanya cepat agak beringas, hal
ini menunjukkan bahwa ia ingin menangkap keadaan yang ada disekelilingnya. Gerakan kaki dan tangannya sangat cepat, hal tersebut tampak
dalam mengadakan komunikasi dengan gerak isyarat. Pernafasannya
pendek dan agak terganggu.
Ciri khas dari segi
intelegensi
Intelegensi merupakan faktor yang sangat penting dalam
belajar, meskipun disamping itu ada faktor-faktor lain yang dapat diabaikan. Begitu saja seperti kondisi kesulitan, faktor lingkungan
intelegensi merupakan motor dari perkembangan siswa.
Ciri–ciri dari segi sosial
Perasaan rendah
diri dan merasa diasingkan oleh keluarga atau masyarakat.
Perasaan cemburu dan salah sangka diperlakukan
tidak adil. Kurang menguasai irama gaya
bahasa.
Ciri – Ciri khas dari segi emosi
Kekurangan bahasa
lisan dan tulisan seringkali menyebabkan
siswa tuna rungu akan menafsirkan sesuatu negatif atau salah dalam
halpengertiannya. Hal ini disebabkan karena tekanan pada emosinya.
Klasifikasi anak
dengan hambatan pendengaran, yaitu:
0 db : Menunjukan pendengaran yang
optimal.
0 – 26 db : Menunjukan seseorang
masih mempunyai pendengaran yang optimal.
27 – 40 db : Mempunyai kesulitan
mendengar bunyi – bunyi yang jauh, membutuhkan tempat duduk yang strategis
letaknya dan memerlukan terapi bicara, ( tergolong hambatan pendengaran ringan
).
41 – 55 db : Mengerti bahasa
percakapan, tidak dapat mengikuti diskusi kelas, membutuhkan alat bantu dengar
dan terapi bicara, (tergolong hambatan pendengaran sedang ).
56 – 70 db : Hanya bisa mendengar
suara dari jarak yang dekat, masih punya sisa pendengaran untuk belajar bahasa
dan bicara dengan menggunakan alat Bantu dengar serta dengan cara yang khusus,
(tergolong hambatan pendengaran berat ).
71 – 90 db : Hanya bisa mendengar
bunyi yang sangat dekat, kadang – kadang dianggap tuli, membutuhkan pendidikan
khusus yang intensif, membutuhkan alat bantu dengar dan latihan bicara secara
khusus, ( tergolong hambatan pendengaran berat ).
>91 db : Mungkinsadar akan adanya
bunyi atau suara dan getaran, banyak tergantung pada penglihatan, dari pada
pendengaran untuk proses menerima informasi, (tergolong hambatan pendengaran
berat sekali ).