Karakteristik Anak Kesulitan Belajar
Karakteristik Anak Kesulitan Belajar
Ingin Link Grup Whatsapp Anda Disini, Klik Contact Ya
Ingin Nambah Subscribe, Klik Contact Ya
Ingin Nambah Follower IG, Klik Contact Ya
NJCLD (National
Joint Comminttee of Lerarning Disabilities) dalam Lerner, (2000) berpendapat
bahwa kesulitan belajar adalah istilah untuk berbagai jenis kesulitan dalam
menyimak, berbicara, membaca, menulis, dan berhitung. Kondisi ini bukan karena
kecacatan fisik atau mental, bukan karena pengaruh factor lingkungan, melainkan
karena factor kesulitan dari dalam diri individu itu sendiri saat mempersepsi
dan melakukan proses informasi terhadap objek dan indranya. Kondisi belajar
adalah kondisi dimana anak dengan kemampuan intelegensi rata-rata atau di bawah
rata-rata.
Kesulitan belajar
adalah gangguan neurologis yang mempengaruhi kemampuan otak untuk memahami,
mengingat, dan mengolah informasi, sehingga menimbulkan kesulitan dalam bidang
akademis, terutama dalam membaca, menulis, dan berhitung.
Menurut Valett (dalam Sukadji, 2000) terdapat tujuh
karekteristik yang ditemui pada anak dengan kesulitan belajar. Kesulitan belajar
disini diartikan sebagai hambatan dalam belajar bukan kesulitan belajar khusus, diantaranya:
Sejarah kegagalan akademik berulang kali. Pola
kegagalan dalam mencapai prestasi belajar ini terjadi berulang. Tampaknya
menantapkan harapan untuk gagal sehingga mematahkan harapan untuk usaha.
Hambata fisik/tubuh atau lingkungan berinteraksi
dengan kesulitan belajar. Adanya kelainan fisik, misalnya penglihatan yang
kurang jelas atau pendengaran yang terganggu berkembang menjadikesulitan
belajar yang jauh di luar jangkauan kesulitan fisik awal
Kelainan motivasional kegagalan berulang, penolakan
guru dan teman-tema sebaya tidak adanya reinforcement. Diantarnya cenderung
mengurangi minat belajar.
Kecemasan yang samar-samar, mirip kecemasan yang
mengembang. Kegagalan yang berulang kali, yang mengembangkan harapan akan gagal
dalam bidag akademik dapat menular pada bidang lain.
Perilaku berubah-ubah, dalam arti tidak konsisten dan
tidak terduga. Raport hasil belajar anak dengan kesulitan belajar cenderung
tidak konstan.
Penilaian yang keliru karena data tidak lengkap.
Kesulitan belajar dapat timbul karena pemberian label kepada seorang anak
berdasarkan informasi yang tidak lengkap.
Pendidikan dan pola asuh yang tidak memadai. Terdapat
anak yang tipe, mutu, penguasaan dan urutan pengalaman belajarnya tidak
mendukung proses belajar. Kesalahan ini cederung terjadi pada system
pendidikan.