Klasifikasi Anak Berkesulitan Belajar
Gangguan
Perhatian (Attention Disorder)
Perhatian merupakan salah satu faktor
penting dalam mencapai prestasi belajar seseorang. Perhatian lebih merupakan
suatu kemampuan untuk memilih dari sekian banyak dorongan (stimulus) yang
dihadapi. Anak dengan gangguan perhatian akan merespon banyak dorongan,
sehingga fokus perhatian anak selalu bergerak dari satu ke hal yang lainnya,
dan tak dapat mempertahankan perhatiannya untuk waktu belajar yang cukup dan
kurang dapat mengarahkan pada satu tujuan menghadapi sesuatu hal dalam hal ini
pelajaran.
Gangguan ingatan merupakan suatu
kesulitan dimana individu untuk mengingat kembali apa yang telah dilihat,
didengar maupun yang telah dialaminya. Anak-anak dengan gangguan ingatan akan
mengalami kesulitan dalam bidang akademik baik pada membaca, menulis maupun
menghitung.
Gangguan
Sensory-motor dan Perseptual
Gangguan perkembangan motorik pada
anak-anak sering memperlihatkan adanya gangguan koordinasi gerak baik motorik
halus (fine motorik) maupun motorik kasar (gross motorik), adanya gerak motorik
yang berlebih (overflow movement), maupun adanya gangguan dalam
penghayatan/kesadaran tubuh. Gangguan perkembangan motorik tersebut sering
mudah dikenali pada saat melakukan kegiatan berolahraga, menari maupun waktu
belajar menulis.
Ada bentuk gangguan yang dikenal dengan
perseptualmotor, yaitu adanya gangguan dari berbagai saluran persepsi dengan
aktivitas motorik. Pada gangguan perseptual yang perlu disadari adalah adanya
sistem perseptual bermuatan lebih yaitu dengan adanya informasi yang masuk
melalui saluran persepsi tertentu akan terganggu oleh adanya informasi lain
yang tersalurkan melalui saluran persepsi yang lain, hal ini terlihat jelas
pada anak yang mengalami gangguan konsentrasi. Ada satu lagi sifat yang
menghindari over loading yaitu anak hanya memperlihatkan satu stimulasi saja
melalui satu saluran persepsi dan mengabaikan stimulasi dari saluran lain.
Gangguan
Berfikir (Thinking Disorder)
Gangguan berfikir merupakan kesulitan dalam
proses kognisi, mengenai pemecahan masalah, pembentukan konsep dan
penggabungan. Pemecahan masalah, suatu perilaku yang membantu seseorang untuk
merespon atau melakukan penyesuaian perilaku dengan situasi yang baru, yang
memerlukan analisis dan sintesis terhadap informasi. Pembentukan konsep,
merupakan suatu kemampuan untuk mengklasifikasikan peristiwa ataupun informasi
yang diperoleh baik berupa fakta (nyata) maupun abstrak. Gangguan berfikir atau
kognisi sangat berkaitan erat dengan adanya gangguan berbahasa lisan hal ini
dapat dilihat pada percobaan Kirk (1989) dengan menggunakan ITPA terhadap
sejumlah anak yang mengalami gangguan bahasa.
Hiperaktivitas
Dengan adanya disfungsi pada susunan syaraf
pusatnya, maka ada kemungkinan anak-anak mengalami hiperaktif neurologik, yang
mana dimanifestasikan dengan sulit konsentrasi banyak bergerak dan tidak
terkontrol.
Kesulitan
Belajar Membaca
Kesulitan belajar membaca merupakan bagian
dari kesulitan belajar akademik, kesulitan ini juga dikenal dengan disleksia.
Kemampuan membaca merupakan dasar untuk menguasai berbagai bidang studi,
sehingga apabila anak mengalami kesulitan dalam membaca maka akan dipastikan
hampir semua mata pelajaran akan memperoleh prestasi belajar yang jelek.
Sedangkan bentuk-bentuk kesulitannya biasanya adalah adanya omisi, substitusi,
distorsi maupun loncat/skip dalam membaca yaitu ada sebagian bacaan baik huruf,
suku-kata, kata, ataupun frase yang diloncati seakan-akan tidak terlihat.
Kesulitan Belajar Menulis
Menulis bukan
hanya menyalin tetapi disini meliputi mengekspresikan pikiran dan perasan
melalui tulisan. Kemampuan menulis sangat dibutuhkan untuk keperluan mencatat
maupun mengerjakan tugas-tugas sekolah. Pada gangguan menulis ada beberapa
faktor yang mempengaruhi yaitu motorik, perilaku, persepsi, memori, dominansi
cerebral, kemampuan memahami instruksi.
Anak yang
mengalami gangguan motorik atau belum matangnya motorik akan mengalami
kesulitan berupa tulisan tidak jelas, terlalu keras dalam menekan alat tulis,
tulisan teputus-putus, tulisan naik-turun tidak lurus mengikuti garis. Untuk
yang mengalami gangguan persepsi visual akan kesulitan dalam membedakan
lambang-lambang huruf yang berpola sama, sedangkan yang mengalami gangguan
persepsi auditoris akan mengalami kesulitan dalam menulis yang diucapkan oleh
guru. Gangguan memori akan menyebabkan anak mengalami kesulitan dalam
menulis karena sering lupa apa yang akan ditulis.
Gangguan cross
modal akan mengalami kesulitan dalam mentransfer dari sensorik. Pemotorik yang
digunakan untuk menulis, gangguan ini juga dapat menyebabkan anak kesulitan
dalam koordinasi mata dan tangannya. Untuk dominansi serebral kanan akan
terlihat anak menggunakan tangan kirinya (kidal) sehingga mengalami kesulitan
dalam menerima kaidah-kaidah menulis normal dan tulisannya biasanya akan terbalik-balik.
Gangguan kemampuan memahami instruksi akan mengakibatkan anak mengalami
kesulitan atau sering membuat kesalahan dalam menulis.
Kesulitan Belajar Matematika
Kesulitan belajar
matematika juga dikenal dengan istilah diskalkulia, yang menggambarkan adanya
gangguan pada susunan syaraf pusat.