Ingin Link Grup Whatsapp Anda Disini, Klik Contact Ya
Ingin Nambah Subscribe, Klik Contact Ya
Ingin Nambah Follower IG, Klik Contact Ya
Pendekatan Perkembangan Kognitif
Pendekatan ini didasarkan kepada asumsi
atau keyakinan bahwa kemampuan kognitif merupakan suatu yang fundamental dan
yang membimbing tingkah laku anak. Pendekatan perkembangan kognitif menekankan
proses anak-anak secara aktif membangun cara berpikir mereka. Pendekatan ini
juga sangat berfokus pada perubahan cara berpikir anak dari satu titik
perkembangan ke titik perkembangan berikutnya. Kunci untuk memahami tingkah
laku anak terletak pada pemahaman pengetahuan tersebut terstruktur dalam
berbagai aspeknya. Ada tiga model perkembangan kognitif, yaitu :
Model dari Piaget
Piaget
berpendapat bahwa perkembangan manusia dapat digambarkan dalam konsep fungsi
dan struktur. Fungsi merupakan mekanisme biologis bawaan yang sama bagi setiap
orang atau kecendrungan biologis untuk mengorganisasi pengetahuan ke dalam
struktur kognisi, dan untuk beradaptasi kepada berbagai tantangan lingkungan.
Sementara struktur merupakan intereasi
(keterkeitan) sistem pengetahuan yang mendasari dan membimbing tingkah laku
inteligen. Struktur kognitif diistilahkan
dengan konsep skema, yaitu seperangkat keterampilan, pola-pola kegiatan yang
fleksibel yang dengannya anak memahami lingkungan.
Piaget mengatakan bahwa ketika seorang
anak mulai membangun pemahamannya tentang dunia, otak yang berkembang pun
membentuk skema. Dia meyakini bahwa intelegensi bukan sesuatu yang dimiliki
anak, tetapi yang dilakukannya. Anak memahami lingkungan hanya melalui
perbuatan. Intelegensi lebih merupakan proses daripada tempat penyimpanan
informasi yang statis. Sedangkan dalam membahas fungsi-fugsi, Piaget mengelompokkannya
sebagai berikut :
Organisasi,
pengelompokkan perilaku dan pemikiran yang terisolasi ke dalam sistem yang
lebih teratur dan lebih tinggi. Perbaikan organisasi ini secara
terus menerus merupakan bagian tak terpisahkan dari perkembangannya.
Adaptasi,
yang merujukkan pada kecendrungan organisme untuk menyelaraskan dengan
lingkungan. Adaptasi ini terdiri atas dua subproses : Asimilasi, yaitu kecendrungan untuk
memahami pengalaman baru berdasarkan pengetahuan yang telah ada; Akomodasi, yaitu mengenai pembentukan
skema yang ada untuk menyesuaikan dengan informasi dan pengalaman baru. Keadaan
saling mempengaruhi antara asimilasi dan akomodasi melahirkan konsep konstruktifisme, yaitu bahwa anak secara
aktif menciptakan pengetahuan, dalam arti anak tidak hanya menerima pengetahuan
secara pasif dari lingkungan.
Model Pemrosesan Informasi
Pendekatan ini merumuskan bahwa kognitif
manusia sebagai suatu system yang terdiri atas tiga bagian :
Input,
yaitu proses informasi dari lingkungan atau stimulasi (rangsangan) yang masuk
ke dalam reseptor-reseptor panca indra dalam bentuk pengelihatan, suara dan
rasa
Proses,
yaitu pekerjaan otak untuk mentransformasikan informasi atau stimulasi dalam
cara yang beragam, yang meliputi mengolah/ menyusun informasi ke dalam
bentuk-bentuk simbolik, membandingkan dengan informasi sebelumnya, memasukkan
ke dalam memori dan menggunakannya apabila diperlukan
Output, yang
berbentuk tingkah laku, seperti berbicara, menulis, interaksi sosial dan
sebagainya
Model Kognisi Sosial
Menurut Scheerer (1954 : 49) kognisi adalah
proses sentral yang menghubungkan peristiwa-peristiwa di luar (external) dan di
dalam (internal) diri sendiri. Menurut Festinger (1957) kognisi adalah
elemen-elemen kognitif, yaitu hal-hal yang di ketahui oleh seseorang tentang
dirinya sendiri, tentang tingkah lakunya, dan tentang keadaan disekitarnya.
Menurut Neisser (1967) kognisi adalah proses yang
merubah, mereduksi, memperinci, menyimpan, mengungkapkan dan memakai setiap
masukan (input) yang datang dari alat indera. Menurut Baron
& Byrne (2000) kognisi sosial merupakan cara individu untuk menganalisa,
mengingat dan menggunakan informasi mengenai kejadian atau peristiwa-peristiwa
sosial.
Dalam menganalisa suatu peristiwa,
terdapat 3 proses, yaitu:
Attention : proses pertama kali terjadi saat individu
memperhatikan gejala-gejala sosial yang
ada disekelilingnya
Encoding : memasukkan hal yang diperhatikan ke dalam memorinya
dan
menyimpannya
Retrieval : apabila kita menemukan gejala yang mirip kita akan mengeluarkan
ingatan kita dan membandingkan apabila ternyata sama maka kita bisa mengatakan sesuatu mengenai gejala tersebut atau bisa juga individu mengeluarkan ingatannya ketika akan
menceritakan peristiwa
yang dialami.
Model ini menekankan tentang dampak/pengaruh
pengalaman social terhadap perkembangan kognitif. Tokoh dari pendekatan ini
adalah Lev Vygotsky (1886-1934) ahli psikologi dari Rusia. Teori ini
menekankan tentang kebudayaan sebagai faktor penentu bagi perkembangan
individu. Kebudayaan memberikan dua kontribusi terhadap perkembangan intelektual
anak yaitu pertama, anak memperoleh
banyak sisi pemahamannya, kedua, anak
memperoleh banyak cara berpikir, atau alat – alat adaptasi intelektual.
Singkatnya, kebudayaan telah mengajari
anak tentang suatu hal yang dipikirkan dan cara berpikirnya. Lev Vygotsky
meyakini perkembangan kognitif menghasilkan proses sosio instruksional, yang
karenanya anak belajar saling tukar pengalaman dalam memecahkan masalah dengan
orang lain (seperti orang tua, guru, dan teman sebayanya). Perkembangan
merupakan proses internalisasi terhadap kebudayaan yang membentuk pengetahuan
dan alat adaptasi, yang wahana utamanya melalui bahasa atau komunikasi verbal.