
Ingin Link Grup Whatsapp Anda Disini, Klik Contact Ya
Ingin Nambah Subscribe, Klik Contact Ya
Ingin Nambah Follower IG, Klik Contact Ya
Perkembangan Bahasa Anak ADHD
Salah satu gangguan belajar dan gangguan
berkomunikasi yang sering dialami anak-anak adalah ADHD (Attention Deficit Hyperactivity
Disorder). Anak yang didiagnosa ADHD menunjukkan gejala-gejala tertentu,
seperti hiperaktif, impulsif, dan kesulitan dalam berkonsentrasi. ADHD bukanlah
hal baru dalam perkembangan anak-anak. Gangguan ini telah menjadi bahan
penelitian dan menjadi perhatian dari dunia kesehatan karena gangguan ini kerap
terjadi tidak hanya pada anak tetapi juga bertahan hingga dewasa. Beberapa
laporan menyebutkan bahwa 10-18% anak-anak mengidap ADHD. Rata-rata 60% anak
dengan ADHD memiliki gejala-gejala yang bertahan hingga mereka dewasa (Nass dan
Leventhal, 2011:2).
Ciri khas anak dengan ADHD, yaitu sulit untuk
memusatkan perhatian, impulsif dan hiperaktif secara tidak langsung
mempengaruhi kemampuan berbahasa berkomunikasi yang dimiliki oleh anak. ADHD
termasuk salah satu sindrom yang dilaporkan dalam diagnosis psikiatris pada
anak dengan gangguan berbahasa. Dapat dikatakan, secara tidak langsung karakteristik
berbahasa yang dimiliki anak dengan ADHD tersebut dapat mempengaruhi social
skill atau kemampuan anak ADHD untuk bersosialiasi. (Andini Eka Prastiwi, 2014).
Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa
anak dengan ADHD memiliki karakteristik tersendiri dalam berkomunikasi dan
berbahasa. Ketika dibandingkan dengan anak-anak yang pertumbuhannya normal,
anak dengan ADHD menunjukkan beberapa penanda gangguan berbahasa. Penanda
tersebut meliputi beberapa hal seperti penundaan permulaan kata pertama,
kombinasi kata, kelancaran membaca, memori jangka pendek, kohesivitas wacana,
dan kesulitan pragmatik, dan partisipasi percakapan yang tidak sesuai. (Redmond, 2003:108).
Selain itu, dikaitkan dengan ciri-ciri dari
ADHD, Parigger (2012:19) menyatakan bahwa gejala-gejala dari ADHD dapat
berpengaruh pada masalah berbahasa. Masalah berbahasa tersebut khususnya
meliputi ranah pragmatik, seperti sering terlihat tidak mendengarkan ketika
diajak berbicara secara langsung (inattention), sering berbicara secara
terburu-buru (hiperaktif), dan sering menjawab sebelum pertanyaan selesai diajukan
(impulsif). Secara tidak langsung, dapat dikatakan bahwa gejala-gejala khas
yang dimiliki anak dengan ADHD mempengaruhi kemampuan anak dalam mengelola
percakapan. (Andini Eka Prastiwi, 2014)
Permasalahan
Anak ADHD dalam berbahasa
Lemah pendengaran,
yang disebabkan infeksi telinga sehingga anak tidak dapat mereproduksi bunyi
yang didengarnya. Akibatnya, tingkah laku menjadi tidak terkendali &
perkembangan bahasanya yang lamban. Segeralah hubungi dokter THT jika anak
menunjukkan ciri berikut : perkembangan bahasa yang lambat, lebih banyak
memperhatikan mimik lawan bicara & lebih banyak bereaksi terhadap perubahan
mimik & isyarat.
Anak tidak mampu mengikuti
pelajaran yang disampaikan oleh guru dengan baik. Konsentrasi yang mudah
terganggu membuat anak tidak dapat menyerap materi pelajaran secara
keseluruhan. Rentang perhatian yang pendek membuat anak ingin cepat selesai
bila mengerjakan tugas-tugas sekolah. Kecenderungan berbicara yang tinggi akan
mengganggu anak dan teman yang diajak berbicara sehingga guru akan menyangka
bahwa anak tidak memperhatikan pelajaran. Banyak dijumpai bahwa anak hiperaktif
banyak mengalami kesulitan membaca, menulis, bahasa, dan matematika. Khusus
untuk menulis, anak hiperaktif memiliki ketrampilan motorik halus yang secara umum
tidak sebaik anak biasa. (Popy Novita Sari, 2013)