x9iXyGPMXQeKKlpX8lac8UjwJ5Wv9XduLyNcwRkJ

Perkembangan Motorik Anak dengan Hambatan Penglihatan

Perkembangan Motorik Anak dengan Hambatan Penglihatan
Perkembangan Motorik Anak dengan Hambatan Penglihatan
Ingin Link Grup Whatsapp Anda Disini, Klik Contact Ya
Ingin Nambah Subscribe, Klik Contact Ya 

Ingin Nambah Follower IG, Klik Contact Ya
Perkembangan  motorik anak dengan hambatan penglihatan cenderung lambat dibandingkan anak awas pada umumnya. Kelambatan ini dikarenakan dalam perkembangan perilaku motorik diperlukan adanya koordinasi fungsional antara neuromuscular system (system persyarafan dan otot) dan fungsi psikis (kognitif, afektif, dan konatif), serta kesempatan yang diberikan oleh lingkungan.Salah satu keterbatasan yang paling menonjol pada anak tunanetra adalah kemampuan dalam melakukan mobilitas (kemampuan berpindah tempat). Pada anak dengan hambatan penglihatan mungkin neuromuscular systemnya tidak bermasalah tetapi fungsi psikisnya kurang mendukung sehingga menjadi hambatan tersendiri dalam perkembangan motoriknya. Secara fisik mungkin anak mampu mencapai kematangan sama dengan anak awas pada umumnya, tetapi karena fungsi psikisnya (seperti pemahaman terhadap realitas lingkungan, kemungkinan mengetahui adanya bahaya dan cara menghadapi, keterampilan gerak yang serba terbatas, serta kurangnya keberanian dalam melakukan sesuatu) sehingga untuk melakukan aktivitasnya tidap dapat maksimal karena secara langsung atau tidak langsung hambatan dalam fungsi psikis ini berasal dari ketidakmampuan dalam melihat.


Perkembangan perilaku motorik yang baik disamping menuntut koordinasi antara neuromuscular sistem dan fungsi psikis, juga menuntut dua macam perilaku motorik dasar (locomotion) yang bersifat unversal harus dikuasai individu pada masa bayi atau awal masa kanak-kanak, yaitu berjalan (walking) dan memegang benda (prehention). Kedua macam perilkau psikomotorik ini yang perilakuu motorik bermain dan bekerja. Perkembangan perilaku motorik juga mengikuti prinsip bahwa perkembangan itu berlangsung dari yang sederhana menuju yang kompleks, dari yang kasar dan global menuju ke yang halus dan khusus, tetapi terkoordinasikan dan sequential atau berurutan. Bagi anak dengan hambatan penglihatan, penguasaan perilaku tersebut diatas merupakan hal yang tidak mudah dikuasai. Sebagai gambaran, berikut ini adalah tahap perkembangan perilaku motorik permulaan dalam kaitannya dengan fungsi penglihatan.


Tahap Berjalan
Pada usia sekitar 15 bulan anak dengan hambatan penglihatan sangat kecil kemungkinannya dapat berjalan dan mengadakan eksplorasi sendiri. Anak tersebut akan berjalan pada usia lebih tua dari anak yang awas. Hal tersebut terjadi karena kurangnya motivasi atau pendorong baik yang sifatnya internal maupun eksternal untuk melangkahkan kakinya pada posisi berdiri dengan maksud mengambil benda yang ada disekitarnya. Anak dengan hambatan penglihatan merasakan apa yang ada di depannya adalah bahaya atau tidak ada apa-apa karena anak tersebut tidak mengetahui apa yang ada dan terjadi didepannya. Anak tersebut hanya mampu mengidentifikasi sebagian dari objek atau peristiwa yang ada disekitarnya sepanjang hal tersebut memberikan tanda-tanda yang dapat diidentifikasi diluar indera penglihatannya. Karena anak tersebut sering mengalami ketakutan dan kecemasan ketika akan melngkahkan kakinya. Kondisi ini biasanya cenderung dibawa sampai dewasa sehingga anak tersebut lebih memilih tetap tinggal dirumah atau tempat yang familiar dan membatasi diri untuk melakukan eksplorasi atau orientasi dan mobilitas ke tempat yang baru atau asing. Oleh sebab itu tidak mengherankan apabila untuk melakukan suatu gerakan tertentu seperti melompat, jalan di tempat, dan sejenisnya, biasanya harus diajrakan terlebih dahulu.


Keterbatasan ini di samping karena faktor-faktor diatas juga karena anak tunanetra tidak pernah mendapat kesempatan untuk melakukan observasi visal secara langsung dengan cara menirukan gerakan orang lain. Kesempatan dari lingkungan yang diberikan kepada anak dengan hambatan juga seringkali menghambat perkembangan seperti sikap over protection, kasihan, tak acuh dan sebagainya.